Nukilan.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Aceh melaksanakan Seminar Gizi Nasional dengan tema “Peran Gizi dan Pangan Fungsional Dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Rektorat Poltekkes Kemenkes Aceh, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar pada Kamis 1 Desember 2022.
Hadir sebagai narasumber, Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin, S.St, MK, SKM,M.Si dengan materi (Etika dan Pengembangan Profesi Gizi), Perwakilan DPD Persagi Aceh/Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh, Rachmawati, S.TP, M.Kes dengan materi (Potensi Umbi Lamun Pulau Banyak Aceh Singkil Sebagai Anti Hiperkolesterol), Yulia Fitri, S.ST, M.Biomed (Peran Pangan Fungsional Sebagai Anti Diabetes) dan Iskandar, S.Gz, MPH dengan materi (Penanganan Stunting di Aceh).
Seminar Nasional ini dimoderatori oleh Ketua DPD Persagi Aceh, Junaidi, S.ST, M.Kes dan DPD Persagi Aceh/Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh, Rosi Novita, SP, M.Kes.
Saat diwawancarai Kamis (1/12/2022) malam, Ketua DPD Persagi Aceh, Junaidi, S.ST, M.Kes menyampaikan bahwa dalam seminar tersebut Ketua DPP Persagi, Ibu Rudatin menekankan bahwa dalam menyikapi persoalan-persoalan gizi saat ini dan masa depan yang memasuki era five point zero (5.0), maka diharapkan ahli gizi ini harus bangkit, yaitu bangkit dengan motivasi tinggi, bangkit dengan upaya untuk belajar lebih banyak lagi, bangkit untuk menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang memang sangat dibutuhkan kedepan.
“Karena tantangan kedepan adalah semua dengan proses digitalisasi dan transformasi komunikasi, tentunya dibutuhkan program-program yang inovatif, dan kepedulian terhadap fenomena yang terjadi saat ini,” katanya.
Apalagi, kata Junaidi, kedepan kita akan menghadapi krisis ekonomi, yang dimana krisis itu berdampak kepada tingkat pendapatan ekonomi dan daya beli masyarakat terhadap pangan sehingga ini juga akan berdampak kepada tingkat asupan zat gizi masyarakat.
Untuk menangani persoalan tersebut, lanjutnya, dibutuhkan ahli gizi untuk bisa membantu masyarakat khusus dalam proses edukasi bagaimana dalam situasi krisis tersebut masyarakat tetap bisa makan makanan yang bergizi dengan muatan lokal berbasis sumberdaya pangan lokal yang harganya terjangkau sehingga daya beli masyarakat meningkat dan asupan zat gizinya terpebuhi.
“Makanya disini ahli gizi harus kreatif dan inovatif membuat menu-menu dengan bahan pangan lokal, kemudian bisa membantu masyarakat dalam mengolah dan memilih bahan pangan lokal, sehingga dengan bagitu masyarakat tidak akan terdampak dan keluar dari krisis ekonomi kedepan,” pungkas Junaidi.
Lebih lanjutnya, Ketua DPD Persagi Aceh ini mengatakan dalam seminar nasional ini, selain membahas terkait peran ahli gizi di masa depan, juga dibahas beberapa permasalahan gizi saat ini, salah satunya terkait stunting.
“Seminar ini dilakukan dengan harapan alumni-alumni gizi yang akan bekerja dan ahli gizi lainnya yang hadir dalam seminar ini agar mendapatkan tambahan keilmuan mereka sehingga menjadi kekuatan baru bagi mereka untuk berkiprah membantu masyarakat, khususnya dalam penanganan stunting di Aceh,” harap Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh itu. [Wanda]