Thursday, April 18, 2024

Perkembangan dan Perjuangan Jilbab di Indonesia

Nukilan.id – Secara bahasa hijab diartikan sebaga pembatas yang memisahkan dua objek. Jadi apapun yang memisahkan kedua obyek tersbut dapat dikatakan hijab. Hijab dalam arti bahasa ini dapat berupa tembok, kain, atau yang serupa dengan tujuan untuk menjadi tirai yang memisahkan kedua objek.

Dalam prakteknya dalam kehidupan, hijab merupakan kain penutup kepala yang dikhususkan untuk wanita sebagai penutup aurat. Di era modern ini, hijab atau umumnya jilbab menjadi tren tersendiri, karena banyaknya pengguna hijab di Tanah Air sekaligus kini hijab banyak diminati oleh para perempuan.

Tentu menarik mengetahui bagaimana sebenarnya perkembangan tren fesyen hijab di Tanah Air. Apakah sebatas untuk menjalankan nilai-nilai agama atau yang lainya?

Sejarah Jilbab di Indonesia

Sejarah mengenai lahirnya jilbab dan siapa Muslimah yang pertama kali memakai jilbab di Indonesia belum diketahui secara pasti, ranah mengenai sejarah pasti lahirnya dan perkembangan jilbab di Indonesia juga belum banyak diungkap dan tidak banyak menjadi perhatian para sejarawan, peneliti sejarah ataupun mereka yang mengaku sebagai jilbabers dan desainer jilbab itu sendiri.

Padahal, jika sejarah tersebut mau dikaji lebih dalam lagi akan ditemukan nama-nama mujahidah antara lain Tengku Fakinah dari Aceh dan Opu Daeng Siradju dari Sulawesi Selatan, selain Hajjah Rangkayo (H.R) Rasuna Said, Rahmah El Yunusiyyah, Cut Nyak Dhien dan Nyai Ahmad Dahlan. Mereka yang disebut ini adalah pejuang muslimah pada masanya dan berjuang dengan jilbabnya.

Potret jilbab di zaman dulu. Source: istimewa

Satu hal yang pasti, sejak abad ke-19, pemakaian jilbab telah diperjuangkan di masyarakat. Hal itu terlihat dari sejarah gerakan Paderi di Minangkabau. Gerakan revolusioner ini, turut memperjuangkan pemakaian jilbab di masyarakat.

Kala itu, mayoritas masyarakat Minangkabau tidak begitu menghiraukan syariat Islam, sehingga banyak sekali terjadi kemaksiatan. Menyaksikan itu, para ulama paderi tidak tinggal diam. Mereka memutuskan untuk menerapkan syariat Islam di Minangkabau, termasuk aturan pemakaian jilbab. Bukan hanya jilbab, aturan ini bahkan mewajibkan wanita untuk memakai cadar.

Akibat dakwah Islam yang begitu intens di Minangkabau, Islamisasi di Minangkabau telah meresap sehingga syariat Islam meresap ke dalam tradisi dan adat masyarakat Minang. Hal ini dapat kita lihat dari bentuk pakaian adat Minangkabau yang cenderung tertutup.

Di Aceh, seperti juga di Minangkabau, di mana dakwah Islam begitu kuat, pengaruh Islam juga meresap hingga ke aturan berpakaian dalam adat masyarakat Aceh.

Denys Lombard, peneliti dari Perancis meletakkan ilustrasi bernama ‘an Achein woman’ seorang wanita Aceh dengan baju panjang dan jilbab tertutup rapat dalam bukunya, berjudul “Kerajaan Aceh Jaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636)”. Artinya wanita Aceh sejak abad ke 17 sudah menutup aurat.

Buku berjudul “59 Tahun Aceh Merdeka Di Bawah Pemerintahan Ratu” yang ditulis oleh sejarawan, M Ali Hasjmi, juga menunjukan para wanita Aceh yang sudah berjilbab.

Jilbab zaman dulu. Source: istimewa

Menurut sumber lain, hijab pertama kali dipakai oleh seorang muslimah bangsawan dari Makassar, Sulawesi Selatan pada abad 18. Arung Matoa (penguasa) Wajo, yang di panggil La Memmang To Appamadeng, yang berkuasa dari 1821-1825 memberlakukan syariat Islam. Selain pemberlakuan hukum pidana Islam, ia juga mewajibkan kerudung bagi masyarakat Wajo.

Sementara itu, terdapat salah seorang mujahidah berjilbab bernama Opu Daeng Siradju dengan nama kecil Famajjah yang lahir di Palopo pada tahun 1880. Penulis Biografi Opu Daeng Siradju : Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan Republik Indonesia, Drs. Muhammad Arfah dan Drs. Muhammad Amir, menyebutkan Opu Daeng Siradju dinamakan Opu karena ia keturunan bangsawan dari keturunan raja-raja Tellumpoccoe’ Maraja yaitu Gowa, Bone dan Luwu dan gelar tersebut diberikan setelah ia menikah.

Cara berhijabnya lalu ditiru oleh perempuan Jawa pada awal 1900-an setelah berdirinya organisasi perempuan muslim Aisyiyah, yaitu salah satu organisasi Islam terbesar yang sampai saat ini cukup berpengaruh di masyarakat melalui kegiatan pendidikan, ekonomi, sosial dan juga kesehatannya.

Selain itu, dalam buku G. F Pijper yang berjudul Fragmenta Islamica Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia Awal Abad XX, terdapat orang-orang Sunda yang biasa memakai kerudung putih yang dilipat di atas kepala. Mereka menyebutnya dengan mihramah atau mihram yang awalnya berasal dari bahasa Arab mahramah.

Pelarangan Jilbab di Masa Orde Baru

Pemerintahan di era Soeharto secara ketat mengendalikan isu agama di arena publik. Pemerintah beranggapan bahwa hijab adalah simbol politis yang berasal dari Mesir dan Iran yang situasi politiknya tidak sama dengan situasi budaya Indonesia. Pemerintah saat itu khawatir bahwa hijab akan dijadikan sebagai identitas politik yang akan mengganggu stabilititas pemerintah.

Pada tahun-tahun ini juga terjadi pelarangan menggunakan jilbab di kalangan sekolah, yaitu ketika Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan peraturan untuk melarang semua siswi Muslim mengenakan jilbab ke sekolah.

Potret dulu Siswi sekolah mengenakan jilbab. Source: istimewa

Karena pada saat itu Depdikbud mengeluarkan peraturan tentang seragam sekolah nasional yang menyebabkan para siswi tidak bisa menggunakan jilbab. Namun, peraturan tersebut tidak memadamkan semangat para wanita Muslim untuk berjilbab. Pada masa ini jilbab yang digunakan dibentuk menyerupai jilbab segitiga atau hanya ditaruh di atas kepala.

Setelah itu, pemakaian hijab semakin diterima di masyarakat. Tidak lama kemudian, hijab telah menjadi tren terbaru di kalangan para muslimah. Hal ini juga didukung oleh dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama, telah menyatakan bahwa hijab adalah pakaian ideal untuk muslimah. Pengakuan dari kedua organisasi inilah yang menjadikan semakin banyak orang yang menerima hijab sebagai pakaian ideal bagi muslimah di Indonesia.

Menjadi Tren di Masa Kini

Tren jilbab ini mulai muncul sekitar tahun 2010-an sampai sekarang, ketika mulai banyak fashion designer Muslimah yang memerkenalkan jilbab dengan macam-macam bentuk dengan padu padan busana yang keren. Kebanyakan jilbab jenis ini sangat disukai oleh anak-anak muda yang menyukai hal-hal baru.

Kreasi jilbab ini semakin berkembang mengikuti tren dari tahun ke tahun, bahkan banyak mengeluarkan model-model baru. Walaupun memakainya terkesan rumit, tapi ini nggak membuat mereka bosen mencobanya. Malah bagi mereka akan terlihat lebih fashionable dan keren. Fenomena ini pun memunculkan istilah hijab dan hijabers. [18news.id]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img