NUKILAN.id | Banda Aceh – Setiap 5 November, dunia memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia sebagai bagian dari upaya global untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman tsunami dan mengurangi risiko bencana alam tersebut. Peringatan ini pertama kali ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015, setelah diajukan oleh Jepang, negara yang selama bertahun-tahun menghadapi ancaman tsunami besar.
Hari Kesadaran Tsunami Sedunia bertujuan untuk mendorong kesadaran global tentang pentingnya sistem peringatan dini, kesiapsiagaan masyarakat, dan mitigasi bencana tsunami. Seiring dengan itu, masyarakat diajak untuk memahami langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak dari bencana alam ini.
“Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk menyebarkan budaya kesiapsiagaan tsunami yang lebih luas di seluruh dunia, dengan fokus pada upaya pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat,” dikutip dari Instagram Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh.
Peringatan ini juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antar pemerintah, organisasi internasional, serta masyarakat untuk memperkuat sistem peringatan dini dan melibatkan warga dalam kesiapsiagaan bencana. Melalui upaya edukasi yang berkelanjutan, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan tanggap ketika menghadapi ancaman tsunami.
Museum Tsunami Aceh turut mendukung peringatan ini dengan berbagai program edukasi kepada masyarakat, dengan tujuan agar seluruh lapisan masyarakat lebih paham tentang risiko dan cara mitigasi tsunami. Seperti yang diketahui, Aceh adalah daerah yang rawan terhadap ancaman tsunami, mengingat sejarah bencana besar pada 26 Desember 2004.
Dengan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia, masyarakat diingatkan akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, serta bagaimana pengurangan risiko tsunami dapat dilakukan mulai dari lingkungan sekitar hingga level kebijakan nasional. Semoga peringatan ini terus mendorong perubahan positif untuk dunia yang lebih aman dan siap menghadapi bencana.