NUKILAN.id | Banda Aceh — Tradisi Toet Apam yang penuh nilai kearifan lokal menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Aceh. Setiap bulan Rajab, tradisi ini dilaksanakan sebagai simbol kebersamaan dan sarana mempererat hubungan sosial. Namun, menjaga keberlanjutannya di tengah modernisasi membutuhkan keterlibatan aktif generasi muda.
Ketua Majelis Adat Aceh (MAA), Abdul Hadi Zakaria, menekankan pentingnya partisipasi kaum muda dalam melestarikan tradisi ini.
“Tradisi ini mengajarkan gotong royong, saling menghargai, dan juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga,” ujar Abdul Hadi saat diwawancarai RRI, Kamis (9/1/2025).
Menurut Abdul Hadi, edukasi sejak dini menjadi kunci agar generasi muda memahami makna mendalam di balik tradisi Toet Apam. Tidak hanya sekadar ritual memasak apam, tetapi juga nilai-nilai sosial yang diwariskan turun-temurun.
“Dengan melibatkan generasi muda dalam setiap pelaksanaan, tradisi ini akan terus hidup dan berkembang,” tambahnya.
Upaya memperkenalkan Toet Apam di sekolah-sekolah sudah mulai dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dan perlombaan budaya. Harapannya, anak-anak dan remaja dapat lebih menghargai warisan budaya mereka.
“Melalui kegiatan ini, kita harapkan generasi muda dapat memahami dan menghargai warisan budaya mereka,” jelas Abdul Hadi.
Dia juga mendorong pemerintah dan masyarakat untuk terus mempromosikan tradisi ini agar tetap relevan di era modern. Publikasi yang masif dan kegiatan yang melibatkan berbagai kalangan dapat menjaga eksistensi Toet Apam.
“Kerja sama yang solid antara masyarakat, pemerintah, dan generasi muda akan memastikan bahwa tradisi tersebut tetap menjadi bagian integral dari identitas budaya Aceh, bahkan di masa depan,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Toet Apam tak sekadar menjadi tradisi kuliner, tetapi juga warisan budaya yang menghubungkan masa lalu, kini, dan yang akan datang.
Editor: Akil