NUKILAN.ID | JANTHO — Taufikul Hadi (32), pemuda asal Gampong Lambeugak, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, berhasil mengolah limbah organik menjadi sumber pertanian berkelanjutan. Sejak 2023, ia memproduksi hingga lima ton pupuk kompos per hari dari kotoran hewan dan sampah rumah tangga.
“Alhamdulillah sekitar tiga sampai lima ton per hari. Saya memulai usaha pupuk kompos ini sejak 2023 dan masih berlanjut hingga hari ini,” kata Taufikul Hadi dikutip dari ANTARA, Senin (28/7/2025).
Dalam proses produksinya, Taufik hanya menggunakan peralatan sederhana seperti mesin pencacah dan pengaduk. Ia dibantu enam pekerja untuk mengolah bahan baku yang sebagian besar berasal dari kotoran sapi, abu sekam padi, jerami, serta sampah rumah tangga.
“Kalau sampah rumah tangga, kita ambil di pasar-pasar tradisional yang ada di sekitar pabrik,” ujarnya.
Bahan baku kotoran sapi diperoleh dari kandang-kandang peternak yang telah bekerja sama dengannya di sejumlah wilayah, seperti Kuta Cot Glie, Indrapuri, dan Seulimeum.
Usaha ini tak hanya bertujuan ekonomi, tetapi juga mengusung misi lingkungan. Taufik berupaya mengelola limbah organik menjadi pupuk alami berkualitas guna mendukung pertanian ramah lingkungan.
“Menggunakan pupuk kompos juga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga lebih ramah lingkungan,” tambahnya.
Pupuk hasil produksinya dijual seharga Rp1.500 per kilogram. Pasarnya meliputi para petani langsung, kios pertanian, usaha taman (garden), serta pengadaan program pemerintah.
Dalam sehari, Taufik mampu menjual sekitar empat hingga lima ton pupuk, terutama saat musim tanam padi yang biasanya berlangsung antara Mei hingga Oktober.
“Biasanya untuk musim-musim itu pada bulan Mei hingga Oktober, kalau itu alhamdulillah penjualan kita bisa meningkat,” katanya.
Dari penjualan tersebut, ia mampu meraup omzet sekitar Rp50 juta per bulan.
Tak hanya berhenti pada produksi, Taufik juga rutin memberikan pendampingan kepada para petani terkait cara penggunaan pupuk kompos buatannya. Ia menegaskan bahwa kompos hasil produksinya dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman sayur, tanaman tahunan, hingga tanaman hias.
“Mengurangi limbah kotoran hewan dan memperbaiki struktur tanah pertanian agar tetap produktif,” ujarnya.
Dengan langkah sederhana namun berdampak besar, Taufikul Hadi menunjukkan bahwa anak muda pun bisa berkontribusi nyata untuk pertanian dan lingkungan.
Editor: AKil