Friday, April 26, 2024

Pemuda Aceh: Demokrat Butuh Pemimpin yang Mampu Mengurus Partai

*Amrizal, S.Pd. M.Pd*

Baru-baru ini muncul statemen menggairahkan publik Aceh untuk melakukan analisa-analisa pendek terkait hengkangnya sebagian besar dukungan Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai Demokrat kepada Nova Iriansyah yang dikabarkan tidak lagi bersedia menjadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat Aceh.

Hal itu membuat meja warung kopi kembali berkicau hangat seputar ikhwal ketidaksukaan publik kepada Gubernur Aceh itu dengan munculnya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H.Muslim, S.Hi MM sebagai kandidat baru di bursa Musyawarah Daerah (MUSDA) Aceh kali ini.

Ada yang menyatakan itu adalah konsekuensi dari perkataan Nova yang dinilai inkonsisten atau sikap maju mundurnya untuk kembali memimpin DPD Aceh, ada pula yang menilai sudah selayaknya Nova diganti untuk citra Partai Demokrat yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Diluar persoalan internal kepartaian, memang trend negatif acap kali tersemat kepada sosok Nova, dari mulai banyaknya kebijakan-kibajakan yang tidak pro masyarakat sampai pengelolaan keuangan Aceh yang kacau sehingga berdampak pada perekonomian Aceh yang kian hari semakin terpuruk saja di level nasional bahkan dikabarkan Aceh kembali menoreh predikat termiskin di Sumatera.

Mungkinkah kader tak gerah ?

Dengan isu yang pernah menyeret nama beliau menjadi sasaran penyidik Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK) juga menjadi alasan kuat lainnya sehingga sudah sepatutnya Pak Nova di evaluasi dengan tegas sebelum menjadi momok buruk bagi Demokrat di Aceh. Bila menilik pada visi misi partai, wajar-wajar saja kader gerah, itu sangat tidak sopan dan diluar kebiasaan Partai Demokrat yang berjuang untuk rakyat.

Namun menurut penulis itu hanya segumpal kecil persoalan, kemungkinan ada soal-soal yang lebih besar secara internal, sehingga Gubernur Aceh itu layak untuk diganti

Bagaimana dengan Muslim, SHi. MM ?

Akrab disapa bang Muslem memang sosok yang selama ini aktif bersuara dan bekerja di daerah pemilihan khususnya. Dipercaya 3 kali duduk disenayan merupakan prestasi yang tidak mudah untuk didapat artinya selama ini anggota DPR RI itu mampu membangun hubungan yang baik serta berkelanjutan dengan masyarakat di daerah.

Kapasitasnya sebagai hattrick anggota DPR RI daerah pemilihan Aceh dan sekarang menjabat sebagai Kepala Departemen IV Bidang Pertanian, Kehutanan, dan Kemaritiman DPP Partai Demokrat serta Sekretaris Jendral DPP IMDI bisa menjadi alasan utama para pemilih di Musda nantinya.

Pendapat singkat dari salah satu kader yang kami temui menyatakan “mendukung bang muslem sebagai ketua DPD bukan soal siapa yang layak antara beliau dengan pak nova akan tetapi beliaulah satu satunya untuk sekarang yang mampu membawa setidaknya mengembalikan citra baik partai Demokrat di Aceh”.

Kembali penulis menilai bahwa dukungan yang saat ini tersuarakan kepada beliau bukanlah dukungan minta-minta akan tetapi itu adalah dukungan murni dari hasil ketidak puasan yang terjadi selama ini alhasil para kader bergerak sendiri mencari siapa sosok yang pas dan pasti serta masih bersih dari kasus untuk memimpin mereka kedepan.

Kabarnya ada 13 DPC yang sudah tercatat mendukung beliau dan diperkirakan akan terus bertambah disisi lain juga diberitakan beberapa DPC juga telah menyatakan sikap setia untuk terus mendukung sang ketua yang lama tersebut. Dengan begitu proses musyarawarah daerah partai Demokrat kali ini akan sangat dinamis dan seru bila dibandingkan dengan partai-partai lain di Aceh yang keseringan hanya memunculkan satu calon tunggal.

Kita tunggu saja.

Penulis adalah Ketua dan Analis Utama di Aceh Move Institute

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img