NUKILAN.id | Banda Aceh – Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh dan Universitas Syiah Kuala (USK) sepakat menjalin kolaborasi untuk menginisiasi program Banda Aceh Kota Parfum Indonesia. Kesepakatan ini dibahas dalam pertemuan antara Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, dengan Rektor USK, Prof. Marwan, di Aula Balai Senat USK, Sabtu (22/3/2025). Pertemuan yang berlangsung selama dua jam ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dari kedua institusi.
Pencanangan Banda Aceh Academy dan Banda Aceh Kota Parfum Indonesia merupakan program unggulan Illiza-Afdhal yang masuk dalam prioritas 100 hari kerja pemerintahan baru Kota Banda Aceh. Menurut Illiza, inisiatif ini berangkat dari potensi besar Aceh dalam produksi minyak atsiri nilam, yang dikenal sebagai yang terbaik di dunia dan telah lama menjadi bahan utama dalam industri parfum global, termasuk di Prancis, Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.
“USK merupakan prioritas Pemko Banda Aceh untuk menjalin kolaborasi. USK memiliki SDM dan Pusat Unggulan ARC yang kiprahnya dalam inovasi nilam tidak perlu diragukan lagi,” kata Illiza.
Lebih lanjut, Illiza menjelaskan bahwa Pemko Banda Aceh sebelumnya telah berkolaborasi dengan USK melalui program One Village One Product (OVOP), yang berhasil memetakan UMKM di Banda Aceh untuk dikembangkan lebih lanjut. Ia juga mengungkapkan bahwa inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta pemerintah provinsi lainnya seperti DKI Jakarta dan Kalimantan Timur.
“Selain nilam, kami juga perlu dukungan USK untuk mengembangkan Banda Aceh Academy sebagai wadah pengembangan SDM bagi anak muda hingga ASN di Banda Aceh,” tambahnya.
Rektor USK, Prof. Marwan, menyambut baik kerja sama ini dan menegaskan kesiapan USK dalam mendukung implementasi program yang berdampak langsung kepada masyarakat.
“Mari kita fokus pada implementasi program yang berdampak ke masyarakat, dan kurangi membuat dokumen-dokumen kajian yang hanya akan memenuhi lemari semata,” jelas Marwan.
ARC USK, sebagai pusat riset inovasi nilam, telah banyak membantu petani dan UMKM dalam mengembangkan produk berbasis minyak nilam, termasuk parfum dan produk perawatan kulit. Rektor menambahkan bahwa USK juga siap mendukung berbagai program Pemko Banda Aceh lainnya, seperti digitalisasi, peningkatan SDM di Rumah Sakit Meuraksa, serta riset dan kajian akademik yang tepat sasaran.
Direktur Direktorat Bisnis dan Dana Lestari (DBDL) sekaligus Kepala ARC USK, Syaifullah Muhammad, dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya kolaborasi dengan kabupaten-kabupaten tetangga seperti Aceh Besar, Aceh Barat, dan Sabang untuk memastikan ketersediaan bahan baku minyak nilam.
“Petakan gampong atau kawasan tematik atsiri. Ada gampong atau kawasan yang kita tanam bungong seulanga, jeumpa, kamboja dan lain-lain. Pemko sediakan bibitnya, bagikan ke masyarakat agar ditanam pada halaman rumah, tanah desa, atau lahan-lahan yang tidak digunakan,” jelas Syaifullah.
Ia juga menyarankan agar Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) membeli bunga-bunga dari masyarakat untuk disuling menjadi minyak atsiri. Teknologi penyulingannya akan dilatih oleh ARC USK, dan hasil minyak atsiri tersebut nantinya akan dibeli oleh ARC melalui Koperasi Inovac dan PT. GMU untuk diformulasi menjadi parfum dan dipasarkan hingga tingkat internasional.
“Dengan cara ini, hilirisasi inklusif dari masyarakat akan terjadi dan bernilai ekonomi tinggi,” tambahnya.
Dalam pertemuan ini, Direktur Utama PT. GMU, Rizalsyah, turut memaparkan berbagai program yang berfokus pada pengembangan anak muda dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banda Aceh. Kesepakatan antara Pemko Banda Aceh dan USK ini akan ditindaklanjuti dalam pertemuan teknis lebih lanjut guna merancang langkah implementasi yang konkret.
Editor: Akil