Pembangunan Ruas Jalan Tol Trans Aceh dan Sumatera Utara Dikebut

Share

Nukilan.id – PT Hutama Karya (Persero) mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap I, khususnya pada dua ruas utama di utara Pulau Sumatera, yakni Tol Binjai – Pangkalan Brandan dan Tol Sigli – Banda Aceh.

Saat ini progres konstruksi di Ruas Tol Binjai – Pangkalan Brandan seksi 2 (Stabat – Tanjung Pura) sepanjang 26,2 km mencapai 57% dengan jalan yang sudah rigid sepanjang 10 km. Sementara Seksi 3 (Tanjung Pura – Pangkalan Brandan) sepanjang 18,9 km telah mencapai 27,67% dengan jalan yang sudah rigid sepanjang 1,8 km.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan bahwa hingga saat ini konstruksi dan progres lahan khususnya pada Tol Binjai – Pangkalan Brandan seksi Stabat – Tanjung Pura – Pangkalan Brandan masih sesuai target dan diharapkan selesai lebih cepat.

“Kami fokus penyelesaian pembangunan dengan progres konstruksi yang cukup signifikan,” terang Koentjoro dikutip dari siaran pers, Selasa (23/8/2022).

Lebih lanjut Koentjoro menyampaikan bahwa Hutama Karya berupaya juga menyelesaikan pembangunan Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tidji – Seulimum), Seksi 5 (Blang Bintang – Kutobaro), dan Seksi 6 (Kutobaro – Simpang Baitussalam) sepanjang 74,2 km.

“Pada Tol Sigli – Banda Aceh, progres konstruksi juga cukup signifikan yakni Seksi 1 sudah mencapai 79.51%, Seksi 5 dengan progress 90,19%, dan Seksi 6 mencapai 81,36%, dengan target selesai konstruksi pada awal 2023 mendatang,” ujar Koentjoro.

Adapun Tol Sigli – Banda Aceh sendiri dioperasikan sebanyak 3 seksi, di antaranya Seksi 2 Seulimeum – Jantho (6,35 km), Seksi 3 Jantho – Indrapuri (16 km), dan Seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 km), dan mencatatkan peningkatan Volume Lalu Lintas (VLL). Di mana pada semester I-2022, VLL mencapai 276.637 atau bertumbuh hingga 57% jika dibandingkan dengan Semester I-2021.

“Pertumbuhan ini karena beroperasinya Seksi 2 sejak 27 April 2022 yang membuat konektivitas antar daerah semakin panjang,” ujar Koentjoro.

Dia menjelaskan bahwa Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan dan Tol Sigli – Banda Aceh dibangun secara bertahap dengan tujuan menghubungkan konektivitas antar provinsi Sumatra Utara dan Aceh dan meningkatkan perekonomian dan pariwisata di kedua wilayah. Selain itu, untuk memangkas waktu tempuh perjalanan dari Binjai ke Pangkalan Brandan dari 2 jam via jalan arteri menjadi kurang lebih 1 jam via jalan tol, juga dari Sigli – Banda Aceh dari 2-3 jam via jalan arteri menjadi kurang lebih 45 menit hingga 1 jam via jalan tol dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam.

“Ke depan pergerakan orang dan pergerakan barang akan lebih cepat sehingga biaya akan lebih efisien dengan hadirnya JTTS ini,” tutup Koentjoro.

Lebih lanjut, pembangunan JTTS juga mendapatkan dukungan dari Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun. Dalam keterangan resmi, dia menyampaikan apresiasi dengan sudah beroperasi nya seksi 1 Ruas Binjai – Langsa, Binjai – Stabat.

“Jalan nasional Binjai-Stabat selama ini sudah sangat padat oleh truk-truk CPO (crude palm oil) dan truk angkutan barang dari kebun dan dari (jalan) lintas Aceh, sehingga waktu tempuh dari Medan ke Stabat bisa 2,5 jam. Tetapi sejak adanya jalan tol yang diresmikan dan digagas Pak Jokowi ini, waktu tempuh hanya tinggal 40 menitan dari Medan ke Stabat,” ungkap Rudi.

Dampak lain juga terlihat dari pasar properti sebagaimana diungkapkan oleh Head of Advisory Services Colliers International Indonesia, Monica Koesnovagril. Menurutnya, sebelum adanya JTTS, pasar industri perhotelan dan destinasi wisata masih banyak yang tak terlihat serta banyak yang terlupakan karena minimnya akses untuk penyebaran moda transportasi.

Namun dengan kehadiran JTTS, usaha pada industri perhotelan dan destinasi wisata makin giat dan marak dikarenakan kemudahan akses menuju lokasi tersebut.

“Hotel atau fasilitas akomodasi muncul di titik-titit kawasan pertumbuhan ekonomi baru yang dapat di akses dari exit tol, melengkapi eksisting di pusat kota,” ujar Monica.

Hal senada disampaikan Wakil Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto. Ia berpendapat dengan hadirnya Tol Sigli – Banda Aceh dan upaya mengkoneksikan Pulau Sumatera melalui jalan bebas hambatan ini merupakan momentum pemerintah untuk perlu memperkuat perekonomian di pulau tersebut, yang secara geografis bersinggungan langsung dengan Selat Malaka.

“Memang sudah waktunya mulai menjadikan daerah-daerah Sumatera, termasuk Aceh, sebagai gerbang arus investasi dan logistic nasional melalui langkah-langkah pembangunan strategis,” pungkasnya. [CNBCIndonesia]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News