NUKILAN.id | Banda Aceh — Aktivitas jual beli di Pasar Aceh kian hari kian sepi. Penurunan jumlah pengunjung yang cukup drastis dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan berbagai pihak, khususnya para pedagang yang mengandalkan pendapatan harian dari interaksi langsung dengan pembeli.
Fenomena ini tak bisa dilepaskan dari perubahan perilaku masyarakat yang kini lebih memilih berbelanja secara daring. Kemudahan dan efisiensi menjadi alasan utama platform e-commerce semakin diminati, terutama oleh kalangan muda dan ibu rumah tangga.
Menanggapi situasi tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPRK Banda Aceh, Iqbal Djohan, menyampaikan keprihatinannya dalam sebuah dialog interaktif yang berlangsung di PRO 1 RRI Banda Aceh, Rabu (7/5/2025).
“Pasar Aceh saat ini bisa dikatakan mulai sepi dari pengunjung. Ini mungkin akibat dari penjualan online yang semakin diminati oleh masyarakat di era digital ini. Beberapa dari pedagang memang ada yang mengeluh dengan kondisi saat ini, namun kita juga akan mencari solusi agar hal ini bisa kembali menjadi stabil,” ujar Iqbal.
Event Keluarga di Lantai Tiga
Sebagai langkah awal, Iqbal bersama rekan-rekan di DPRK tengah merancang sejumlah strategi untuk menghidupkan kembali atmosfer Pasar Aceh. Salah satu ide yang tengah digodok adalah penyelenggaraan berbagai kegiatan kreatif dan ramah keluarga di lantai tiga pasar.
“Saya dan rekan dewan, rencana akan membuat event-event seperti lomba mewarnai dan juga kegiatan-kegiatan lomba anak-anak di lantai tiga, supaya para ibu-ibu yang berbelanja semakin betah di Pasar Aceh, dan anak-anaknya juga bisa senang saat beraktivitas tersebut,” jelasnya.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan suasana pasar menjadi lebih meriah, sekaligus mampu menarik minat kunjungan keluarga pada akhir pekan.
Ajak Pedagang Aktif Berinovasi
Tak hanya berhenti pada kegiatan fisik, Iqbal juga mendorong para pedagang untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Menurutnya, para pelaku usaha tradisional tidak cukup hanya menunggu pembeli datang. Sebaliknya, mereka harus mulai menjemput bola melalui inovasi dan strategi pemasaran modern.
“Ke depan, kita berharap para pedagang harus kreatif dalam menjemput bola. Dan kita dari pemerintah juga akan berusaha semaksimal mungkin, supaya ke depan Pasar Aceh akan tetap ramai dari pengunjung,” tutup Iqbal.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan para pelaku usaha, Pasar Aceh diharapkan bisa kembali berfungsi sebagai pusat ekonomi rakyat yang semarak seperti masa lalu. Langkah-langkah yang dirancang ini menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga denyut nadi perdagangan lokal tetap hidup di tengah gempuran era digital.
Editor: Akil