Nukilan | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat kesenjangan partisipasi angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan di Provinsi Aceh masih sangat nyata. Pada Februari 2025, hanya 50,04 persen perempuan usia kerja yang masuk ke dalam angkatan kerja. Sementara itu, partisipasi laki-laki jauh lebih tinggi, yakni mencapai 81,29 persen.
Data ini menunjukkan bahwa satu dari dua perempuan usia kerja di Aceh belum berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Sebagian besar dari mereka tercatat sebagai bukan angkatan kerja, dengan kegiatan utama mengurus rumah tangga, berjumlah 733.740 jiwa atau sekitar 71 persen dari total perempuan di luar angkatan kerja.
Bagi perempuan yang bekerja, sebagian besar juga berada dalam pekerjaan yang tidak sepenuhnya stabil. Sebanyak 65,62 persen dari total pekerja perempuan di Aceh tercatat sebagai pekerja informal, yang artinya tidak memiliki perlindungan kerja seperti jaminan sosial, kontrak kerja, dan hak upah yang jelas.
“Lebih dari separuh pekerja perempuan (56,48 persen) tergolong sebagai pekerja tidak penuh waktu alias bekerja di bawah 35 jam per minggu. Sebagian besar di antaranya adalah pekerja paruh waktu, dengan hanya 43,52 persen perempuan yang bekerja secara penuh Waktu,” tulis laporan BPS Aceh, dikutip Nukilan, Minggu (10/8/2025).
BPS menyoroti beban ganda perempuan yang harus mengurus rumah tangga dan bekerja sebagai penyebab rendahnya partisipasi dan kualitas kerja perempuan. Aktivitas mengurus rumah tangga sendiri dalam konsep statistik tidak dikategorikan sebagai pekerjaan.
Perempuan di Aceh banyak bekerja di sektor-sektor yang masih tradisional dan padat karya. Tiga sektor utama yang menyerap tenaga kerja perempuan adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 33,0 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar 16,88 persen, dan pendidikan sebesar 14,01 persen.
Sektor lainnya adalah industri pengolahan sebesar 9,68 perseb dan penyediaan akomodasi serta makanan minuman sebesar 8,95 pereb. Di sisi lain, hampir tidak ada pekerja perempuan di sektor seperti pengadaan listrik dan gas. []
Reporter: Sammy