NUKILAN.ID | MEULABOH – Sejumlah nelayan tradisional di Desa Lhok Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, mendapat pelatihan khusus dalam merakit alat tangkap ramah lingkungan. Tim dosen dan mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) mengajarkan mereka membuat Bubu Dasar (BuDar) berbahan lokal melalui workshop yang digelar, Jumat (29/8/2025).
Kegiatan yang berlangsung di gudang pertemuan desa ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek 2025. Hadir dalam acara tersebut Panglima Laot Lhok Kuala Bubon Saipul, aparatur desa, serta para nelayan yang menjadi penerima manfaat.
Dalam pelatihan itu, dosen dan mahasiswa UTU membimbing nelayan membuat BuDar secara mandiri, mulai dari pembuatan kerangka, mulut bubu, hingga pemasangan jaring. Dengan keterampilan ini, nelayan diharapkan mampu merakit sendiri alat tangkap tanpa bergantung pada bantuan pihak luar.
Ketua program pengabdian, Hamidi, kepada Nukilan.id menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab akademisi terhadap nelayan kecil.
“Program ini kami rancang agar tepat sasaran. Nelayan kecil di Lhok Kuala Bubon adalah penerima manfaat langsung. Harapan kami, ke depan nelayan mampu merakit sendiri BuDar, terutama bagian mulut bubu, dan menjadikannya sebagai alternatif alat tangkap yang ramah lingkungan,” jelas Hamidi pada Sabtu (30/8/2025).
Ia berharap Panglima Laot dapat menjadikan pelatihan semacam ini sebagai agenda utama untuk memperkuat kelompok nelayan.
Menurut keterangan Hamdi, Panglima Laot Lhok Kuala Bubon, Saipul, sangat mengapresiasi program tersebut. Dengan adanya pelatihan ini, para nelayan bisa merakit bubu sendiri yang ramah lingkungan.
Afdhal Fuadi, S.Pi., M.Si., yang bertindak sebagai teknisi, dalam keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa BuDar dibuat dengan memanfaatkan bahan alami dari sekitar desa.
“Bahan-bahannya mudah didapat di sekitar Lhok Kuala Bubon. Misalnya batang pinang dan rotan untuk bantalan, serta daun pinang, daun kelapa, dan daun paku laut sebagai atraktor pemikat ikan. Semua bahan ini alami dan bisa terurai sendiri, sehingga tidak mencemari laut,” ungkapnya.
BuDar dinilai ramah lingkungan karena tidak merusak habitat dasar laut. Dengan ukuran mata jaring (mesh size) 5 cm, hanya ikan berukuran layak tangkap seperti kakap merah, jenahak, dan kerapu yang terperangkap. Jenis-jenis ikan tersebut memiliki nilai jual tinggi di pasar.
Dari segi desain, BuDar berukuran panjang 150 cm, lebar 90 cm, dan tinggi 50 cm. Ukuran ini disesuaikan dengan kondisi kapal nelayan tradisional Lhok Kuala Bubon yang rata-rata berkapasitas di bawah 5 gross ton (GT).
Melalui program ini, nelayan tidak hanya mendapat keterampilan baru untuk meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga diajak menjaga kelestarian laut.
“Penggunaan BuDar bukan hanya soal meningkatkan pendapatan nelayan, tapi juga bagian dari menjaga laut untuk generasi mendatang,” pungkas Hamidi. (XRQ)
Reporter: AKil