Nelayan di Lampulo Terpaksa Berhenti Melaut Akibat Kelangkaan Es Balok

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Krisis listrik yang melanda Banda Aceh sejak beberapa hari terakhir berdampak langsung pada aktivitas nelayan.

Iqbal, seorang produsen es balok di Lampulo, mengaku sudah tiga hari tidak bisa memproduksi es yang biasanya digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan.

Menurutnya, dalam kondisi normal ia mampu memproduksi ratusan balok es per hari dengan harga jual Rp25 ribu per balok. Namun akibat pemadaman listrik berkepanjangan, stok es sangat terbatas. 

“Karena tidak ada listrik, kami hanya bisa menjual sisa-sisa stok dengan harga Rp100 ribu per balok,” kata Iqbal saat diwawancarai Nukilan, Jum’at (12/12/2025).

Keterbatasan es ini membuat nelayan terpaksa berhenti melaut. Tanpa es, ikan hasil tangkapan akan mudah membusuk. Iqbal memperkirakan kerugian yang dialami nelayan bisa mencapai ratusan juta rupiah karena tidak bisa beroperasi. 

Ia berharap listrik segera kembali normal agar kegiatan nelayan dan produsen es dapat berjalan seperti biasa. 

“Kalau listrik normal, semua aktivitas ikut pulih. Nelayan juga tidak merugi seperti sekarang,” katanya.

Sementara itu, seorang pedagang ikan di Lampulo, Adi membenarkan stok ikan di pasar telah habis. Ia mengatakan nelayan memang tidak dapat melaut karena tidak tersedianya es untuk menjaga kesegaran ikan. 

“Harga ikan masih normal, tidak ada kenaikan. Hanya saja stok sudah kosong,” ujarnya.

Hingga kini, para pelaku usaha di sektor perikanan Lampulo berharap pemulihan listrik dapat segera dilakukan agar mata pencaharian mereka kembali berjalan.

Reporter: Rezi

Read more

Local News