NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem mengungkapkan bahwa sejumlah desa di berbagai wilayah Aceh hilang akibat banjir besar yang melanda Sumatra pekan lalu. Dari seluruh daerah terdampak, Aceh Tamiang menjadi wilayah dengan kerusakan terparah.
Mualem mengatakan desa-desa yang hilang itu tersebar di beberapa kabupaten, dengan jumlah korban jiwa yang sudah banyak.
“Banyak kampung dan kecamatan yang tinggal nama sekarang. Jadi mereka udah banyak korban,” ujarnya, dikutip dari detikSumut, Sabtu (6/12).
Ia menyampaikan rasa sedih saat melihat kondisi empat daerah paling parah: Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Kabupaten Bireuen. Menurutnya, masyarakat sangat membutuhkan bantuan darurat berupa sembako dan air bersih.
“Weuh hate (sedih sekali) dan juga dengan rasa was-was kalau kita lihat beberapa kabupaten urgent sekali, parah sekali lebih banyak korban jiwa,” kata Mualem.
Di sejumlah lokasi, rumah-rumah warga dilaporkan rusak berat hingga tersapu banjir. Kondisi terburuk tercatat di Aceh Tamiang.
“Aceh Tamiang hancur habis, atas sampai bawah sampai jalan sampai ke laut habis semuanya. Yang paling terpuruk adalah Aceh Tamiang,” ujar Ketua Umum Partai Aceh itu.
Bencana banjir besar dan tanah longsor pekan lalu melanda tiga provinsi: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal mencapai 836 orang hingga Kamis sore (4/12). Rinciannya meliputi 325 korban di Aceh, 311 korban di Sumatera Utara, dan 200 korban di Sumatera Barat.
Korban hilang juga masih banyak. Di Aceh tercatat 170 orang, di Sumut 127 orang, dan di Sumbar 221 orang.
Meski desakan terus muncul, pemerintah pusat belum menetapkan banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar sebagai bencana nasional.





