Nukilan.id – Merosotnya penurunan hasil panen padi di Kecamatan Labuhanhaji Barat berbeda jauh dengan hasil panen tahun sebelumnya.
Labuhanhaji Barat Kabupaten Aceh Selatan merupakan persawahan terluas dan salah satu penghasil padi terbanyak di Aceh Selatan, pada tahun ini berbanding terbalik dengan tahun yang sebelumnya, Selasa,(30/11/2021).
Kujrun Blang Gampoeng Blang Poroh Marzuki menyatakan, pada tahun 2020 hasil panen mencapai 7,5 – 8 ton perhektar, tahun ini hasil panen padi sangat menurun 5 – 5,5 ton perhektar.
“Proses panen padi saya kontrol selalu diwilayah saya sendiri, dan ini sangat berpengaruh terhadap harga jual padi,” Ucap Marzuki.
Dengan menurunnya hasil panen padi di Kecamatan Labuhanhaji Barat Kabupaten aceh Selatan, menjadi perhatian dari ketua Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Labuhaji Barat (Ippemalbar) Banda Aceh Irwan dan Samhudi terhadap menurunnya hasil panen padi di Labuhanhaji Barat.
Silaturahmi dan diskusi dengan Kechik Gampong Blang Poroh, Kujrun Blang Poroh, Kechik Kuta Tring dan Kujrun Blang Kuta Tring mengenai penyebab dari menurunnya hasil panen pada tahun ini.
Saat silaturahmi dengan Kechik gampong dan kujrun blang di Kecamatan Labuhanhaji Barat, Ketua Ippemalbar Irwan menyampaikan, ada beberapa permasalahan yang dihadapi kujrun Blang sehingga menyebabkan hasil panen padi yang turun merosot.
Salah satunya “hama di padi sangat susah untuk diberantaskan karena penanaman padi disetiap desa/daerah tidak serentak,” oleh karena itu, hama akan menyebar luas dan susah diberantas tanpa kerja sama, imbunya.
Selain itu petani Labuhanhaji Barat masih kekurangan pupuk, pertumbuhan padi pun tidak serentak dan menyebabkan hama berpindah-pindah dari sawah yang padinya mulai menguning hingga ke padi lain yg baru tumbuh bijinya,”tuturnya.
“Saya berharap permasalahan petani harus ditanggapi dengan cepat oleh kecamatan dan pemerintah Aceh Selatan supaya tidak terulang kembali kerugian yang disebabkan oleh hama” ucap Irwan.
Selanjutnya, Samhudi menambahkan Petani Labuhanhaji Barat perlu perhatian dari pemerintahan baik dari tingkat kecamatan maupun dari Pemerintah Kabupaten dan ini merupakan tugas bersama untuk mencapai petani yang hebat.
“Kechik dan Kujrun Labuhanhaji Barat menyampaikan dalam diskusi, kurangnya perhatian pemerintah terhadap permasalahan yang dihadapi petani salah satunya pengusulan perbaikan pintu air di Labuhanhaji Barat,” ucapnya.
Menurutnya, Pengusulan ini sudah lama di usulkan, tapi belum ada tanggapan dari pemerintahan Aceh Selatan, perbaikan pintu air akan membantu petani bisa menargetkan penanaman padi setahun 2-3 kali dan menargetkan hasil panen padi, melakukan penanaman padi serentak dan memberantas hama padi.
Bukan hanya itu saja Labuhanhaji Barat tidak ada mobil tracktor roda 4 dan combine mesin pemanen padi pun tidak ada, petani Labuhanhaji Barat harus menyewa fasilitas tersebut ke petani di kabupaten lainnya,” ungkap Samhudi sebagai pemuda labuhaji barat.[]