Nukilan.id – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan sekarang setiap negara mencari keunggulan ekonomi domestiknya, salah satunya keunggulan itu adalah bahan bakunya tidak lagi impor.
“Maka kita sekarang industri manufaktur kita yang dulu tahun 90an menjadi keunggulan, sekarang sektor kita makin hari makin menurun.”kata Teten usai meresmikan peresmian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Pantai Babah Kuala, Gampong Mon Ikeun, kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Minggu (14/05/2023).
Menurutnya, dulu Indonesia 20% sepatu olahraga menguasai pasar dunia, sekarang terus menyusut tinggal 2%.
“Kenapa? karena kita menyediain buruh murahnya, bahan bakunya teknologinya impor.”ungkap Teten.
Teten mengetakan, dalam perkembangan baru, semua negara sekarang sudah mencari apa keunggulan domestik. Maka sekarang perlu melirik tentang kekuatan domestik Indonesia.
Salah satunya sektor kelautan. Jadi sektor kelautan ini sebenarnya Indonesia punya potensi usaha, selain ikan tangkap, ikan budidaya dan juga ada rumput laut.
“Saya sudah berkeliling kesemua koperasi-koperasi penghasil rumput laut, permintaan nilainya hampir limited. Tapi kita masih ekspor materialnya. Tanpa kita ketahui padahal itu varian prodak dari rumput laut ini luar biasa.”ujar Teten.
Teten melihat bahwa upaya pemerintah untuk mendorong sektor-sektor UMKM naik kelas secara perorangan. Jadi ini kalau tidak dikonsolidasi dan dibiarkan, Maka akan berusaha sendiri-sendiri skala non ekonomi skala mikro.
“Susah mengakses pembiayaan, susah mengakses pasar, susah mengakses teknologi produksi yang moderen dan lain sebagainya. Ini gak mungkin kita bisa naik kelas. Padahal negara berutang sama UMKM ini, karena 97 persen lapangan kerja itu disediakan oleh usaha mikro.”kata Teten.
Ia melanjutkan, terkait kredit Perbankan Indonesia, 80 persen itu untuk usaha besar. “Kalau kita bandingkan Thailand, Malaysia sudah di anggarkan 40 persen produk perbankan untuk UMKM.”katanya.
Pada kesempatan Peresemian SPBUN di lokasi tersebut, Teten Masduki pentingnya membangun SPBUN ini untuk para nelayan. Karena pemerintah melihat 60 persen biaya produksi nelayan itu untuk beli bahan bakar.
“Kalau selama ini para nelayan membeli di pasar enceran tentu mahal antara 10 sampai 12 ribu. Kalau tidak kita selesaikan, ini kasian kesejahteraan para nelayan.”Katanya.
Tak lupa Teten juga mengingatkan kepada pengelola Koperasi agar menjual solar bersubsdi hanya kepada para nelayan saja, tidak boleh kepada lainnya, “nanti tolong dicatat berapa jumlah anggota disini, keperluan solarnya perhari berapa, sehingga subsidi dari Pemerintah ini tepat sasaran dan teratur distribusinya”, ujar Teten.
Terkait dengan pemasaran hasil tangkapan ikan, Teten berupaya agar Koperasi yang membeli hasil tangkapan ikan tersebut untuk kemudian dibantu menjual keluar untuk mendapatkan harga dan keuntungan yang lebih baik.
“Koperasi yang beli dari nelayan, kemudian Koperasi juga yang memasarkannya keluar agar mendapatkan harga yang baik, karena Koperasi tidak boleh membeli dengan harga yang lebih rendah dari pada harga pengepul, nanti akan kita perbaiki bersama sedikit demi sedikit model pengelolaan usahanya. katanya.
Intinya, lanjut Teten, tidak boleh lagi usaha sendiri-sendiri, ini harus konsulidasi, diagregasi dalam usahanya. Dari koperasinya kemudian memasarkan produknya. “Bahkan kalau perlu punya teknologi mengolah hasil tangkapan nelayan. Supaya tidak terkantum-kantum dengan pasar.” ujarnya.
Sementara itu Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar mengatakan, koperasi SPBUN di Lhoknga itu solusi yang pertama, jadi kita patut berbangga hati karena di Aceh mendapatkan kesempatan itu.
“InsyaAllah nanti untuk tahap berikutnya kalau memang ini nanti bisa jadi solusi, nanti kita juga kembangkan di daerah lain. intinya kami dari Pertamina sangat mendukung sekali program dari Pemerintah untuk membantu para nelayan disini dalam hal mendapatkan BBM yang bersubsidi, murah, tepat guna, dan tepat sasaran.” Katanya
Tujuan kita mendekatkan stasiun pengisian itu kelembaga nelayan karena Selama ini dari nelayan kita harus mengisi ke SPBU yang jaraknya lumayan jauh. Sehingga harga jualnya itu jauh melebihi harga ditetapkan oleh pemerintah.
Maka ini menjadi salah satu solusi, Bahwa SPBU ini lebih dekat kewarga dan kemudian harganya terjamin sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Kita juga akan memastikan bahwasanya nanti dengan keberadaan SPBUN ini bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di wilayah ini.”katanya.[]
Baca Juga: Partai Lokal, Gabthat Resmi Daftarkan 60 Kader Sebagai Bacaleg di Pemilu 2024