Nukilan.id – Nama Kota Subulussalam mungkin masih terdengar asing bagi masyarakat di luar Pulau Sumatra. Namun, tahukah Anda kalau Kota Subulussalam di Provinsi Aceh yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh dan Provinsi Sumatra Utara ini merupakan kota paling sepi di Indonesia?
Kota Subulussalam memiliki luas wilayah yang besar yaitu 1.391 kilometer persegi atau hampir dua kali lipat dari luas DKI Jakarta (661 kilometer persegi). Namun, jumlah penduduk di kota ini sangat sedikit yaitu 93.457 jiwa.
Berdasarkan rata-rata kepadatan penduduk dan luas wilayahnya inilah yang membuat Subulussalam dinobatkan sebagai kota paling sepi di Indonesia.
Kota ini terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Longkib, Penanggalan, Rundeng, Simpang Kiri, dan Kecamatan Sultan Daulat.
Selain wilayahnya yang amat luas, kota ini juga memiliki bentangan hutan mencapai 34.630 hektare yang terdiri dari kawasan hutan lindung, hutan suaka margasatwa, hutan produksi, dan taman hutan raja.
Meski kotanya sepi, Subulussalam juga memiliki banyak pilihan objek wisata alam dan dapat menjadi alternatif destinasi liburan di Aceh. Berikut daftarnya:
Air Terjun SiLangit-Langit
Air Terjun Silangit-Langit atau juga biasa disebut Silelangit merupakan salah satu objek wisata alam di Kampong Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Panorama air terjun ini sunggun indah dan asri dengan air terjun bertingkat-tingkat dan di sekelilingnya adalah hutan tropis yang sejuk. Di sekitar air terjun terdapat pepohonan tinggi menjulang dan begitu rimbun.
Untuk menuju lokasi, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 23 km dari pusat kota sampai ke dermaga di Desa Singgersing.
Perjalanan dapat dilanjutkan dengan naik perahu motor tradisional yang disebut robin dan mengarungi Sungai Lae Raso selama dua jam sampai di lokasi air terjun.
Sungai Lae Kombih
Sungai Lae Kombih berada di kawasan Taman Hutan Rakyat Lae Kombih Subulussalam dan dikenal dengan aliran sungainya yang deras dan menantang.
Di sungai ini, debit airnya memang sangat deras dan memiliki air terjun bernama Kedabuhan. Saking derasnya, bahkan memberikan efek serupa gelombang di sungai yang sering dimanfaatkan untuk arung jeram.
Sambil menjelajah sungai dengan arung jeram, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan di sekitarnya yang berupa deretan pohon kapur langka yang merupakan endemik Subulussalam. Rute arung jeramnya pun cenderung unik karena awalnya akan melewati gelombang-gelombang tinggi dari Air Terjun Kedabuhan.
Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan Air Terjun Kedabuhan Kecil, dan Air terjun Bidadari dari sungai ini.
Air Terjun SKPC
Tak heran bila Subulussalam dijuluki sebagai kota 1001 air terjun karena memang ada begitu banyak air terjun yang bisa dikunjungi di kota sepi ini.
Untuk Air Terjun SKPC sendiri berada di Desa Penuntungan, Kecamatan Penanggalan. Jaraknya sekitar 8 kilometer dari pusat kota dan bisa ditempuh dengan jalur darat selama 20 menit.
Nama SKPC mungkin terdengar unik untuk sebuah air terjun. Nama tersebut merupakan singkatan dari Satuan Kelompok Pemukiman Blog C, pemukiman yang terletak di Kota Subulussalam dan merupakan kawasan pemukiman para pendatang dari luar pulau.
Untuk menikmati keindahan air terjun tersebut, pengunjung harus menuruni sekitar 100 anak tangga dan perlu ekstra hati-hati karena permukaannya lembap dan penuh lumut sehingga tergolong licin.
Semua usaha akan terbayar tuntas ketika sudah sampai di bawah dan menyaksikan air terjun setinggi 20 meter tersebut langsung dari jarak dekat.
Keunikan dari air terjun ini adalah lokasinya yang berada di antara perkebunan sawit dan salak pondoh. Di sana juga terdapat sebuah sungai dengan air yang jernih dari air terjun dengan bebatuan besar berwarna hitam yang mempercantik pemandangan.
Sambil bermain air dan menikmati suasana, pengunjung juga bisa minta izin kepada pemilik untuk memetik salak dan memakannya langsung di sana.
Ekowisata Lae Soraya
Di Kota Subulussalam, Anda juga bisa merasakan sensasi ekowisata di Lae Soraya yang berada di sepanjang aliran sungai terbesar di kota yaitu Lae Soraya. Sungai ini juga sering disebut Lae Alas atau Sungai Singkil dan lokasinya ada di Kampong Pasir Belo, Kecamatan Sultan Daulat.
Anda dapat mengarungi sungai selebar 100 meter dengan robin dan melihat sembilan air terjun yang masih sangat asri, seperti Air Terjun Soraya, Soraya-2, Ruam, Ranto Panjang, Ranto Panjang-2, Batu Biti, Penuban, Simanuk-manuk Betina, dan Air terjun Simanuk-manuk Jantan.
Bila ingin lebih lama menikmati perjalanan di sana, Anda bahkan bisa berkembah di sekitaran Lae Soraya. Kemudian jika beruntung, di sepanjang perjalanan pengunjung bisa melihat langsung orangutan yang memang hidup di sekitar air terjun.
Namo Buaya
Namo Buaya merupakan desa di Kecamatan Sultan Daulat yang dikenal sebagai penghasil padi, jagung, kelapa, dan kakao. Di desa ini terdapat objek wisata berupa irigasi sungai yang biasa disebut Irigasi Bahorok.
Sebelum sering dikunjungi wisatawan, kawasan ini berperan sebagai sarana irigasi yang dimanfaatkan masyarakat untuk mengalirkan air ke sumber pertanian.
Daya tarik dari sungai irigasi ini adalah lokasinya yang strategis, memiliki air sungai yang sangat jernih, dan pemandangannya yang memesona.
Selain bersantai, melepas penat, dan menikmati pemandangan di sekitar sungai, pengunjung juga bisa bertemu dengan berbagai satwa liar seperti monyet dan burung. [GNFI]