Nukilan.id – Meski disebut dengan nama asam jawa, pohon asam jawa (Tamarindus indica) ternyata aslinya berasal dari benua Afrika. Orang-orang India mengembangkannya karena dianggap penuh dengan manfaat.
Ketika penyebarannya mencapai Asia Selatan melalui jalur transportasi manusia dan dipanen selama ratusan tahun, asam jawa lalu didistribusukan melalui jalur sabuk tropis, yakni dari Afrika dan sepanjang Asia Tenggara.
Nama asam jawa sendiri merupakan sebutan dari orang-orang Melayu karena buah asam ini banyak digunakan sebagai bumbu masakan orang Jawa. Selain itu, pohon asam jawa pun sangat dikeramatkan oleh sebagian masyarakat Jawa.
Banyak orang Jawa, pada siang hari di tengah teriknya matahari, berteduh di rimbunya pohon asam jawa. Sebagian dari mereka tidak hanya menumpang berteduh, namun sempat membaca doa kepada batang pohon tersebut.
“Orang-orang di kampung saya akan tetap percaya bahkan jika harus didebat hingga mulut berbusa. Mereka menyakini bahwa arwah nenek moyangnya bersemayam di dalam pohon,” tulis redaksi Klikhijau.com.
Walau begitu, ada juga yang mempercayai keberadaan pohon asam jawa tidak bagus untuk ditanam di dekat rumah, terutama di beranda. Sebab pohon ini diyakini mengundang makhluk-makhluk astral.
Namun pohon ini tetap menyebar ke berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Daerah yang paling banyak menghasilkan tumbuhan ini adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Hendra Gunawan dari Pusat Litbang Hutan-KLHK menjelaskan pohon ini bisa mencapai tinggi hingga 30 meter, dengan diameter lebih dari 100 sentimeter. Daun majemuk menyirip dengan 8-16 pasang anak daun.
“Bunga harum serta menarik, berwarna krem dengan urat-urat coklat kemerahan,” tulis Hendra yang dimuat dalam bukunya berjudul Buku 100 Spesies Pohon Nusantara Target Konservasi Ex-Situ Taman Keanekaragaman Hayati (2019).
Sedangkan buah polong berbentuk silinder, kadang lurus dan melengkung, tidak pecah, memiliki panjang sekitar 14 cm, berbiji 1 sampai 10 buah. Hendra menyatakan asam jawa ini bisa tumbuh dan beradaptasi dengan baik di segala tempat.
Sementara itu kayu pohonnya biasa dipakai sebagai bahan baku mebel, patung, maupun ukir-ukiran. Pohon asam jawa, jelasnya, pada umumnya sering dimanfaatkan sebagai peneduh yang ditanam di tepi jalan.
Bukan hanya manfaat untuk kesehatan, pelaut-pelaut Bugis juga menanam pohon asam jawa di pantai utara Australia. Hal ini sebagai petunjuk adanya kontak orang Aborigin setempat dengan orang luar sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Sebagai obat tradisional
Asam jawa memang salah satu jenis buah yang banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Sebagaimana namanya, rasanya asam, namun tanaman ini tidak hanya berkhasiat bagi pengobatan.
Asam jawa dapat digunakan sebagai campuran bahan masakan dan dapat dihidangkan sebagai minuman kesehatan. Hal ini merujuk dari penelitian Candra Rini Hasanah Putri yang berjudul Potensi dan Pemanfaatan Tamarindus Indica.
Diketahui melalui penelitian Candra, asam jawa memiliki beberapa kandungan yakni senyawa fenol, glikosida, mallic acid, tartaric acid, getah, pectin, arabinosa, xylosa, galaktosa, glukosa, dan uronic acid.
Menurut penelitiannya melalui ekstrak ethanol Tamarindus indica ditemukan adanya asam lemak dan berbagai elemen esensial, seperti arsenik, kalsium, tembaga, besi, soda, mangan, magnesium, zinc, dan sedikit vitamin A.
“Dari zat-zat inilah asam jawa berkhasiat menjadi obat. Tidak hanya itu, asam jawa juga mengandung kadar protein dan karbohidrat tertinggi dibanding berbagai buah lain,” ungkap penelitian dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kesuma Surabaya yang dimuat Mongabay Indonesia.
Dimuat di Wikipedia, daging buah asam jawa sangat pouler dan sering digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya dan biasa digunakan untuk bumbu sayur asam atau campuran rujak.
Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringakan dengan bantuan sinar matahari. Buah ini disebut asam kawak dan biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara.
“Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu,” tulis C.G.G.J van Steenis dalam Flora, untuk sekolah di Indonesia.
Di samping daging buah, banyak bagian pohon asam jawa yang dapat dijadikan bahan obat tradisional. Daun mudanya bisa digunakan sebagai kunyit dan bahan ramuan lainnya untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu sinom dan jamu gepyok.
Daun muda yang direbus juga bisa mengobati batuk dan demam. Kulit kayunya yang ditumbuk bisa digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul, dan ruam. Kulit asam jawa juga digunakan sebagai obat kuat.
Manfaat bagi kesehatan
Shri Ram Institute of Technology-Pharmcay melakukan penelitian tentang manfaat asam jawa bagi kesehatan manusia, dijelaskan bahwa tanaman ini membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Bahkan dalam penelitiannya disebutkan anak-anak Afrika menggunakan asam jawa sebagai bagian dari sarapan untuk mengatasi sembelit. Biasanya mereka mencampur buah yang belum matang dengan jus jeruk nipis dan madu.
Dilansir dari Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine menyatakan asam jawa juga membantu menurunkan berat badan dapat mengurangi risiko penyakit diabetes. Hal ini berdasarkan uji coba kepada tikus gemuk.
“Hasil pemberian ekstrak asam jawa terbukti menurunkan berat badan atau obesitas.”
Sementara itu dalam laman Hellosehat.com, asam jawa juga bermanfaat dalam upaya menjaga kesehatan jantung, membantu menurunkan kolesterol sehingga kesehatan jantung dapat terjaga.
Hal ini karena dalam asam jawa terdapat flavonoid. Efektivitas asam jawa untuk menurunkan kolesterol dibuktikan melalui sebuah penelitian yang dilakukan di University of Malaya yang melibatkan binatang percobaan.
Dalam uji coba tersebut menunjukan adanya penurunan kadar kolesterol jahat, kolesterol total, dan trigliserida. Ekstrak asam jawa yang diberikan kepada hewan tersebut menyerap dan membantu membersihkan kolesterol jahat dan jaringan saraf.
Asam jawa juga bisa membantu mengontrol gula darah, sebab pemberian ekstrak tanaman ini mampu menurunkan risiko hiperglikemia karena kandungan magnesium yang relatif tinggi dan berperan penting atas 600 fungsi organ tubuh manusia.
Manfaat asam jawa selanjutnya bagi tubuh adalah sebagai antibakteri yang efektif menjaga kebersihan gigi. Hal ini karena daun asam jawa mengandung etanol dan klorin. Dua zat ini dapat membunuh berbagai jenis bakteri, termasuk Streptococcus dan Lactobacillus.
“Asam jawa memiliki kandungan etanol dan klorin yang memiliki khasiat sebagai pembunuh bakteri dan infeksi jamur,” tulis Rahmadi R dalam Asam Jawa, Obat Tradisional Nusantara yang Berasal dari Afrika. [GNFI]