Nukilan.id – Kepala Sekolah Penggerak SLB Vokasional Muhammadiyah Bireuen, Narasumber Nasional Dikmen Diksus Program Pendidikan Inklusif.
ANAK dengan Multiple Disability with Visual impairment (MDVI) adalah anak yang memiliki gangguan penglihatan yang berat atau total, serta gangguan lain yang mempengaruhi perkembangan dan pembelajarannya.
Baca Juga: Dirjen Dukcapil Kemendagri Minta Disdukcapil di Daerah Capai Target Kinerja
Gangguan lain tersebut bisa berupa gangguan intelektual, fisik, sensorik, komunikasi, perilaku, atau kesehatan.
Anak dengan MDVI membutuhkan pendekatan khusus dalam pendidikan dan rehabilitasi, karena mereka memiliki kebutuhan yang kompleks dan berbeda-beda.
Beberapa karakteristik umum anak dengan MDVI adalah:
- Mereka sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep abstrak dan ruang.
- Mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengenali dan menginterpretasikan informasi dari indra lain selain penglihatan.
- Mereka cenderung lebih pasif dan kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
- Mereka membutuhkan bantuan dan dukungan yang intensif dan berkelanjutan dari orang tua, guru, dan tenaga profesional lainnya.
- Mereka membutuhkan program pendidikan yang individualisasi dan holistik, yang melibatkan aspek kognitif, sosial-emosional, fisik-motorik, komunikasi, dan kemandirian.
Untuk membantu anak dengan MDVI agar dapat berkembang secara optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan guru, antara lain:
- Melakukan asesmen komprehensif untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, minat, dan preferensi anak.
- Menyediakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menarik bagi anak.
- Menggunakan media dan metode belajar yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak.
- Memberikan stimulasi multisensori yang bervariasi dan konsisten kepada anak.
- Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari yang bermakna dan fungsional bagi dirinya.
- Mengembangkan keterampilan komunikasi anak dengan menggunakan bahasa tubuh, isyarat tangan, suara, atau alat bantu komunikasi lainnya.
- Mengajarkan anak tentang konsep dasar seperti diri sendiri, orang lain, benda-benda, waktu, tempat, dll.
- Mendorong anak untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya secara positif dan kooperatif.
- Memberikan pujian dan umpan balik yang konstruktif kepada anak atas usaha dan prestasinya.
Anak dengan MDVI memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka. Jika anak MDVI mendapatkan dukungan yang tepat dari orang tua, guru, dan masyarakat, mereka dapat meraih cita-cita dan kualitas hidup yang lebih baik.
Mari kita bersama-sama mengenal dan mendukung anak dengan MDVI agar mereka dapat merasakan kebahagiaan dan kebermaknaan dalam hidupnya.
Metode Mengajar Anak dengan MDVI
Anak dengan Multiple Disability with Visual impairment (MDVI) membutuhkan pendekatan khusus dalam pembelajaran, karena mereka mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan, mengembangkan keterampilan dasar, dan memahami konsep-konsep abstrak.
Hal ini dikarenakan anak MDVI memiliki gangguan penglihatan (tunanetra) dan satu atau lebih gangguan lain, seperti gangguan intelektual, gangguan motorik, gangguan komunikasi, atau gangguan perilaku. Oleh karena itu metode mengajar anak MDVI harus berdasarkan pada kebutuhan belajar individu yang diidentifikasi melalui asesmen komprehensif dan terpadu.
Asesmen ini melibatkan orangtua, guru, dan tenaga profesional lain yang terkait dengan perkembangan anak MDVI. Asesmen ini bertujuan untuk mengetahui potensi, minat, kekuatan, kelemahan, dan tantangan yang dihadapi anak MDVI dalam belajar.
Berdasarkan hasil asesmen, guru dapat merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak MDVI. Program ini harus bersifat fleksibel, individualisasi, holistik, dan inklusif.
Fleksibel berarti guru dapat menyesuaikan metode, materi, media, dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kemajuan anak MDVI. Individualisasi berarti guru dapat memberikan perhatian khusus kepada setiap anak MDVI sesuai dengan karakteristik dan kecepatan belajarnya.
Holistik berarti guru dapat mengintegrasikan berbagai aspek pembelajaran, seperti kognitif, afektif, psikomotorik, sosial-emosional, dan spiritual. Inklusif berarti guru dapat melibatkan anak MDVI dalam kegiatan belajar bersama teman sebaya yang normal atau memiliki kebutuhan khusus lainnya.
Anak dengan MDVI membutuhkan pendekatan khusus dalam mengajar mereka. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru atau orang tua untuk membantu anak dengan MDVI belajar:
1. Menggunakan Multisensori.
Anak dengan MDVI perlu merasakan, mendengar, mencium, dan meraba benda atau materi yang diajarkan. Hal ini dapat membantu mereka memahami konsep dan meningkatkan keterampilan sensori mereka. Misalnya, jika mengajarkan tentang buah-buahan, guru dapat memberikan buah-buahan yang berbeda bentuk, warna, tekstur, aroma, dan rasa kepada anak dan membiarkan mereka menjelajahi dengan indra mereka.
2. Menggunakan Kalender dan Jadwal Harian.
Anak dengan MDVI perlu mengetahui struktur dan rutinitas harian mereka agar merasa aman dan nyaman. Guru dapat membuat kalender dan jadwal harian yang menggunakan simbol konkret, seperti benda nyata, gambar, atau braille, yang merepresentasikan kegiatan yang akan dilakukan.
Misalnya, jika kegiatan pertama adalah menyanyi lagu, guru dapat memberikan alat musik atau CD lagu kepada anak sebagai simbol. Guru juga perlu memberitahu anak tentang perubahan jadwal atau kegiatan yang tidak biasa agar mereka tidak kaget atau bingung.
3. Menggunakan Komunikasi Alternatif dan Augmentatif (AAC).
Anak dengan MDVI mungkin memiliki kesulitan berbicara atau memahami bahasa lisan. Guru dapat menggunakan komunikasi alternatif dan augmentatif (AAC) untuk membantu anak berkomunikasi dengan cara lain.
AAC adalah metode komunikasi nonvokal atau vokal yang melengkapi atau menggantikan bahasa lisan. AAC dapat berupa gestur tubuh, ekspresi wajah, isyarat tangan, papan gambar, papan huruf, alat bantu bicara elektronik, dan sebagainya. Guru perlu menyesuaikan jenis AAC yang digunakan sesuai dengan kemampuan dan preferensi anak.
4. Menggunakan Modifikasi dan Adaptasi Kurikulum.
Anak dengan MDVI mungkin memiliki kesulitan mengikuti kurikulum standar yang ditetapkan oleh sekolah atau pemerintah. Guru perlu melakukan modifikasi dan adaptasi kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.
Modifikasi adalah perubahan pada tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang membuat kurikulum lebih mudah atau relevan bagi anak. Adaptasi adalah perubahan pada lingkungan, bahan, atau alat pembelajaran yang membuat kurikulum lebih mudah diakses atau digunakan oleh anak.
Misalnya, jika mengajarkan tentang angka, guru dapat melakukan modifikasi dengan mengurangi jumlah angka yang harus dipelajari atau menggunakan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari. Guru juga dapat melakukan adaptasi dengan menggunakan kertas berwarna kontras atau alat hitung berbentuk besar agar lebih mudah dilihat oleh anak.
5. Menggunakan Kolaborasi antara Sekolah dan Keluarga.
Anak dengan MDVI membutuhkan dukungan dari semua orang yang terlibat dalam kehidupan mereka. Guru perlu bekerja sama dengan orang tua atau keluarga anak untuk saling berbagi informasi, sumber daya, strategi, dan harapan tentang pembelajaran anak.
Guru juga perlu melibatkan orang tua atau keluarga dalam proses penilaian dan perencanaan Program Pembelajaran Individual (PPI) untuk anak. Kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat meningkatkan konsistensi dan kontinuitas pembelajaran anak di rumah dan di sekolah.
Nah, untuk diketahui bahwa metode-metode yang telah dijelaskan di atas dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik anak MDVI.
Guru harus selalu berkolaborasi dengan orangtua dan tenaga profesional lain dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran anak MDVI.
Guru juga harus selalu memberikan motivasi, dukungan, dan apresiasi kepada anak MDVI agar mereka merasa percaya diri dan termotivasi dalam belajar dan menjalani kehidupan sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Semoga artikel singkat ini bermanfaat bagi orang tua dan para guru yang mengajar anak-anak yang memiliki keistimewaan khusus. []
Baca Juga: Resmikan 68 BLUD SMK, Dirjen Pendidikan Vokasi Puji Capain Disdik Aceh