NUKILAN.id | Banda Aceh – Belakangan ini, tren “Marriage Is Scary” mulai berkembang, terutama di platform media sosial seperti TikTok. Banyak perempuan muda mengungkapkan ketakutan mereka terhadap pernikahan, baik terkait komitmen jangka panjang, potensi kegagalan, maupun tekanan sosial. Di sisi lain, dalam Islam, pernikahan dipandang sebagai ibadah yang istimewa.
Untuk memahami fenomena ini lebih mendalam dari perspektif Islam, Nukilan.id melakukan wawancara dengan Ustaz Khairuddin pada Kamis (19/9/2024).
Menurut Ustaz Khairuddin, pernikahan bukanlah sekadar hubungan antara dua orang, melainkan sebuah ibadah panjang yang memiliki kedudukan khusus dalam agama Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa menikah adalah penyempurna setengah dari agama seorang Muslim.
“Dalam sebuah hadis, Nabi menyatakan bahwa ‘Siapa yang Allah karuniakan istri yang salihah, maka adanya istri yang salihah menolong dia menyempurnakan setengah agamanya. Maka hendaknya ia bertakwa kepada Allah pada setengah sisanya’ Hadis Riwayat Thabrani dan Al-Hakim,” Jelasnya.
Ustaz Khairuddin menjelaskan bahwa pernikahan membantu melindungi seseorang dari dosa-dosa besar seperti zina, yang sering kali menjadi ancaman bagi agama seseorang. Dengan menikah, seorang Muslim telah menjaga dirinya dari godaan syahwat dan zina, yang merupakan salah satu penyebab utama kehancuran moral.
Namun, di balik kewajiban pernikahan, ada setan yang selalu berusaha menggoda dan menimbulkan keraguan. Salah satu godaan terbesar setan adalah membuat seorang Muslim merasa takut untuk menikah.
“Ketakutan akan masa depan pernikahan, khawatir akan perceraian, atau takut tidak bahagia adalah sebagian dari cara setan menanamkan keraguan dalam hati manusia,” ungkapnya.
Ustaz Khairuddin mengisahkan bahwa, Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa setan sangat menyukai orang yang berhasil memisahkan suami dari istrinya.
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air dan mengutus bala tentaranya. Yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Salah satu dari mereka berkata, ‘Aku telah memisahkan suami dari istrinya.’ Iblis mendekatinya dan berkata, ‘Sungguh hebat engkau.'” (HR. Muslim)
Dalam pandangan Ustaz Khairuddin, ketakutan yang dialami oleh kaum muda saat ini merupakan bentuk su’uzon (prasangka buruk) terhadap Allah. Ketika seseorang merasa khawatir pernikahannya tidak akan berhasil, pada dasarnya ia sedang meragukan takdir Allah dan menganggap bahwa Allah tidak akan memberikan yang terbaik baginya.
“Ini merupakan dosa, karena prasangka buruk terhadap Allah adalah bentuk ketidakpercayaan terhadap kehendak-Nya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Khairuddin menambahkan bahwa ketakutan terhadap masa depan adalah cerminan dari lemahnya iman seseorang. Seharusnya, seorang Muslim percaya bahwa Allah memiliki rencana yang terbaik untuk hamba-Nya, dan tawakal terhadap takdir adalah salah satu kunci utama dalam menjalani hidup, termasuk dalam pernikahan.
“Sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, kebahagiaan sejati terletak pada ridho dan yakin terhadap takdir Allah, sedangkan kecemasan dan kesedihan adalah akibat dari ketidaksenangan terhadap takdir-Nya,” kata Ustaz Khairuddin.
Dalam menghadapi fenomena “Marriage Is Scary”, Ustaz Khairuddin memberikan nasihat kepada kaum muda untuk menghindari pikiran negatif dan ketakutan yang tidak berdasar. Menurutnya, kecemasan berlebih terhadap masa depan tidak akan memberikan manfaat, melainkan hanya akan memperburuk keadaan.
“Justru, seseorang harus optimis dan husnuzon (berprasangka baik) kepada Allah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengedepankan sikap optimis dalam setiap aspek kehidupan,” ungkap Ustaz Khairuddin.
Sebagai penutup, Ustaz Khairuddin mengingatkan bahwa pernikahan adalah bentuk ibadah yang mulia, dan tidak seharusnya ketakutan atau keraguan menghalangi seseorang untuk menunaikan kewajiban ini. Setiap Muslim harus meyakini bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang taat dan berserah diri kepada-Nya. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah