Mahasiswi FKIP USK Ikut Kompetisi Esai PPI Tiongkok, Angkat Isu Nasionalisme di Era Digital

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Mahasiswi Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK), Nelsi Khairunnisa, mencatatkan prestasi membanggakan dengan mengikuti Essay Competition yang digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Pusat. Kompetisi ini berlangsung secara daring sejak Februari hingga Maret 2025.

Dikutip Nukilan.id dari laman resmi usk.sc.id, Nelsi mengangkat tema menarik bertajuk “Pendidikan dan Nasionalisme di Era Revolusi Industri 4.0” dalam ajang tersebut. Esainya membahas tantangan nasionalisme di tengah masifnya perkembangan teknologi digital serta pentingnya peran pendidikan dalam membentuk semangat kebangsaan generasi muda.

Melalui tulisannya, Nelsi menyoroti pentingnya integrasi teknologi dalam sistem pembelajaran, penguatan literasi digital, serta peran guru sebagai agen nasionalisme di era serbadigital.

Ia juga menawarkan gagasan inovatif, mulai dari pengembangan kurikulum nasionalisme digital, pemanfaatan media sosial untuk menyebarkan konten edukatif, hingga kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam menjaga identitas bangsa di tengah arus globalisasi.

Atas partisipasinya, Nelsi memperoleh sertifikat penghargaan dari penyelenggara. Ia mengaku bersyukur mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam kompetisi yang diikuti mahasiswa Indonesia dari berbagai daerah dan luar negeri.

“Kompetisi ini tidak hanya memberikan saya kesempatan untuk mengasah kemampuan menulis, tetapi juga memperluas wawasan serta jejaring dengan pelajar Indonesia lainnya di luar negeri,” ujar Nelsi.

Meskipun dilaksanakan secara daring, atmosfer kebangsaan tetap terasa kuat selama proses perlombaan. Peserta diberi ruang untuk mengekspresikan gagasan, berdiskusi, dan saling belajar satu sama lain, tanpa batasan geografis.

“Bagi saya, mengikuti lomba ini merupakan kesempatan luar biasa untuk menuangkan gagasan sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis dan menulis akademik. Saya menjadi semakin sadar akan pentingnya menjaga jati diri bangsa di era digital ini. Harapan saya, semoga semakin banyak generasi muda yang peduli dan aktif menyuarakan nasionalisme melalui cara-cara kreatif dan relevan dengan perkembangan zaman,” katanya.

Menutup ceritanya, Nelsi berharap semangat yang ia bawa dalam kompetisi ini bisa menginspirasi mahasiswa lainnya.

“Semoga langkah kecil ini menjadi pemantik semangat bagi generasi muda dan mahasiswa Universitas Syiah Kuala lainnya untuk terus berkarya dan mencintai Indonesia,” ujarnya penuh harap. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News