Mahasiswa USK Keluhkan Pembelian Almamater, BEM Dituding Tak Lagi Berpihak

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH Kebijakan Universitas Syiah Kuala (USK) yang mewajibkan mahasiswa membeli sendiri jaket almamater menuai kritik tajam. Sejumlah mahasiswa menilai kebijakan itu membebani dan menunjukkan arah kampus yang makin komersial. Tak hanya itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) USK turut menjadi sorotan karena dinilai abai terhadap suara mahasiswa.

“BEM itu seharusnya pembela mahasiswa, bukan pengecer almamater,” kata Suci, Kepala Departemen Kastradasi BEM Fakultas Pertanian USK kepada Nukilan.id, Jumat (1/8/2025).

Suci menilai, jaket almamater adalah simbol identitas kampus yang semestinya menjadi tanggung jawab universitas, bukan mahasiswa. Ia juga menyayangkan sikap diam BEM USK dalam menyikapi isu ini.

“Kami ini sudah dibebani UKT yang terus naik, tapi jaket almamater saja harus dibeli sendiri. Di mana letak keberpihakan kampus kepada mahasiswanya? Dan kenapa BEM diam saja?” ujarnya geram.

Di tengah kekecewaan tersebut, muncul dugaan bahwa pengurus BEM turut terlibat dalam proses distribusi almamater. Bahkan, ada kecurigaan bahwa pengadaan jaket tersebut tidak transparan dan sarat kepentingan bisnis.

“Kalau memang BEM terlibat, maka ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengkhianatan terhadap amanah mahasiswa,” kata Suci.

Menurutnya, BEM yang sebelumnya mengusung narasi kesejahteraan, transparansi, dan keberpihakan saat kampanye, kini justru dianggap kehilangan arah. Kegiatan besar organisasi pun disebut terbengkalai, bahkan ada yang “membusuk seperti bangkai.”

Media sosial pun ramai dengan kritik terhadap BEM USK. Unggahan bertagar sindiran terhadap organisasi mahasiswa tertinggi itu bertebaran, menunjukkan kekecewaan luas dari mahasiswa.

“Kampus makin komersil, dan BEM kian melenceng dari khitah advokasinya. Mahasiswa bukan objek JUAL BELI!” tulis seorang mahasiswa dalam unggahan yang viral.

Suci menegaskan, polemik almamater hanya satu dari sekian persoalan yang tengah dihadapi mahasiswa USK. Ia menyebut akar masalah sesungguhnya adalah minimnya transparansi, lemahnya advokasi, dan lunturnya semangat perjuangan mahasiswa.

“Ini bukan sekadar soal jaket. Ini soal arah kebijakan kampus yang makin kapitalis,” tegasnya.

Kini, BEM USK berada di persimpangan: kembali menjadi garda depan advokasi mahasiswa, atau selamanya kehilangan kepercayaan dari mereka yang diwakilinya.

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News