NUKILAN.id | Banda Aceh – Dalam upaya mendukung pemenuhan gizi masyarakat dan mengatasi masalah stunting, sekelompok mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menciptakan inovasi makanan berbasis tiram. Produk yang mereka beri nama “Nugget Tiram (NURAM)” ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang, khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak yang berada dalam periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Stunting, kondisi dimana tinggi badan anak berada di bawah rata-rata akibat kurangnya asupan gizi yang optimal, masih menjadi isu serius di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi stunting di Aceh tercatat 20,7 persen, meskipun sudah mengalami penurunan dari 28,1 persen pada 2022. Namun, angka ini masih di atas standar WHO yang menetapkan prevalensi stunting di bawah 20 persen sebagai kategori aman.
Dalam wawancara dengan Ns. Maulina, M.Kep., Sp.Kep.Kom, Dosen Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan USK, ia menyatakan pentingnya protein hewani dalam pencegahan stunting.
“Protein hewani memiliki peran penting dalam pertumbuhan otot, kulit, dan tulang, serta mengandung asam amino esensial yang membantu sintesis hormon pertumbuhan. Konsumsi protein hewani yang cukup sangat dibutuhkan terutama selama masa kehamilan dan pertumbuhan anak,” jelas Maulina kepada Nukila.id, Rabu (23/10/2024).
Salah satu sumber protein hewani yang kaya gizi adalah tiram (Saccostrea cucullata). Tiram diketahui mengandung air (84,65%), protein kasar (10,22%), lemak kasar (1,01%), dan karbohidrat (2,53%). Selain itu, tiram kaya akan vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh, termasuk vitamin B12, vitamin C, kalsium, serta sodium, yang berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh dan pertumbuhan.
Namun, meskipun produksi tiram di Indonesia cukup melimpah, tingkat pemanfaatannya dinilai masih rendah. Oleh karena itu, mahasiswa dari Fakultas Keperawatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta Fakultas Kedokteran USK berinisiatif menciptakan produk inovatif yang memanfaatkan potensi tiram, yaitu nugget tiram.
“Produk NURAM bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang sehari-hari. Selain itu, produk ini juga meningkatkan nilai ekonomis tiram yang biasanya hanya diolah secara sederhana,” ungkapnya.
Nugget tiram ini diharapkan dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat karena dipasarkan dengan harga yang terjangkau. Selain itu, produk ini tidak mengandung pengawet buatan, sehingga lebih aman dibandingkan dengan produk olahan pabrik lainnya.
Dari segi kandungan nutrisi, nugget tiram kaya akan zinc, zat besi, protein, kalsium, serta rendah lemak, menjadikannya pilihan makanan sehat yang cocok untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan. Produk ini juga memiliki kemasan yang menarik dan informatif, sehingga calon konsumen bisa mengetahui komposisi bahan dan menghindari potensi alergi terhadap makanan laut.
Pemasaran NURAM saat ini dilakukan melalui platform media sosial seperti Instagram dan Whatsapp, serta penjualan langsung dari pintu ke pintu. Tim mahasiswa ini juga aktif berpartisipasi dalam berbagai event kampus untuk memperkenalkan produk mereka kepada khalayak luas.
Inovasi ini merupakan langkah konkret dari para mahasiswa USK dalam mendukung pemenuhan gizi masyarakat dan berkontribusi pada penurunan angka stunting di Aceh. Dengan pengembangan produk lokal seperti NURAM, diharapkan masalah stunting dapat semakin teratasi di masa mendatang. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah