NUKILAN.id | Banda Aceh – Inovasi anak muda Aceh kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Tim mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil meraih Juara 2 dalam ajang bergengsi Sandbox 2.0 kategori Hack4Health, yang digelar oleh IEEE ITB Student Branch.
Lewat platform bernama “DarahTanyoe”, tim yang digawangi oleh Glenn Hakim (ketua tim), Muhammad Bintang Indra Hidayat, Muhammad Habil Aswad, Ahmad Syah Ramadhan (Informatika), serta Musliadi (Statistika) berhasil memukau dewan juri dengan solusi distribusi darah yang efisien, terintegrasi, dan responsif.
Kompetisi ini tidak hanya menuntut ide cemerlang, tetapi juga eksekusi nyata. Digelar dalam dua tahap, yaitu sesi bi-weekly daring dari 11 Februari hingga 22 Maret 2025, dan final Hackday secara luring di ITB pada 11–12 April 2025, peserta diuji dalam menyusun inovasi berbasis teknologi sejak dari nol hingga ke tahap MVP (Minimum Viable Product).
Selama lebih dari sebulan, tim USK mendapatkan bimbingan dari para mentor profesional. Mereka diminta untuk terus menyempurnakan “DarahTanyoe”, platform yang menjawab permasalahan klasik pendonoran darah: sulitnya menemukan pendonor dalam waktu kritis dan ketimpangan distribusi darah antardaerah.
Melalui sistem yang menghubungkan pendonor, penerima, rumah sakit, hingga Palang Merah Indonesia (PMI) secara real-time, “DarahTanyoe” hadir sebagai solusi digital yang inklusif dan tepat guna.
Puncak kompetisi berlangsung dalam suasana intens di ruang GSG Salman ITB. Para finalis diberi waktu 20 jam tanpa jeda untuk mengembangkan versi akhir proyek sebelum dipresentasikan. Tim USK menunjukkan kekompakan dan ketajaman analisis isu kesehatan yang mereka angkat.
Presentasi final mereka berhasil menarik perhatian juri. Tidak hanya soal teknologi yang ditawarkan, tetapi juga karena keberpihakan sosial dan dampak nyata dari solusi tersebut. “DarahTanyoe” dinilai siap digunakan dan memiliki potensi besar memperbaiki sistem pendonoran darah di Indonesia.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, menyampaikan apresiasi mendalam atas keberhasilan tim tersebut.
“Rektor melalui para dekan di masing-masing fakultas mengharapkan agar kegiatan-kegiatan seperti ini difasilitasi secara maksimal. Mahasiswa harus dibimbing secara teknis agar mereka benar-benar siap berkompetisi dan menang,” ujarnya.
Dekan FMIPA, Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si, M.Tech, juga turut bangga atas pencapaian ini.
“Prestasi ini adalah hal yang sangat membanggakan, baik bagi FMIPA maupun USK. Ini bukti bahwa mahasiswa kita mampu bersaing di tingkat nasional. Yang penting adalah bagaimana kita membina dan mempersiapkan mereka dengan baik. Semua mahasiswa punya potensi besar untuk berprestasi jika diberikan ruang dan dukungan yang memadai,” ujarnya.
Lebih dari sekadar prestasi, inovasi ini menjadi simbol semangat mahasiswa Aceh yang ingin memberi dampak nyata bagi masyarakat.
“Kami ingin membuktikan bahwa dari Aceh pun bisa lahir inovasi yang berdampak. Semoga ‘DarahTanyoe’ menjadi awal dari banyak gerakan kebaikan yang akan datang,” ujar Glenn Hakim, ketua tim.
Inovasi ini juga dinilai berkontribusi langsung pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) serta SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Melalui pendekatan teknologi dan kolaborasi lintas sektor, “DarahTanyoe” menjadi contoh nyata inovasi sosial yang lahir dari ruang kampus.
Keberhasilan tim FMIPA USK di ajang nasional ini menjadi pengingat bahwa inovasi besar bisa lahir dari keberanian untuk peduli dan bertindak. Sinergi antarprogram studi, bimbingan dosen, serta kemauan belajar yang tinggi menjadi kunci utama.
Semoga prestasi ini menjadi pemicu bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya, menjawab persoalan masyarakat, dan membuktikan bahwa dari Aceh, solusi untuk masa depan bisa dilahirkan.
Editor: Akil