NUKILAN.id | Tokoh – SMKN 1 Banda Aceh dikenal bukan hanya karena prestasi akademiknya, tetapi juga karena perpustakaannya yang hidup dan inspiratif. Sosok di balik transformasi ini adalah Luthfi Arkan, seorang pustakawan yang telah mengubah wajah perpustakaan sekolah menjadi pusat literasi yang dinamis.
Awal Perjalanan
Luthfi Arkan memulai perjalanan akademisnya di jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Setelah lulus kuliah, Luthfi bekerja di Unit Donor Darah PMI Kota Banda Aceh. Saat masih kuliah, ia bergabung dengan salah satu komunitas kerelawanan. Ia pernah berpartisipasi dalam kegiatan Child Care Program di Takengon dan Program Pustaka Damai di Pulau Aceh, sehingga memperkaya pengalamannya dalam mengelola dan mempromosikan kegiatan literasi.
Bergabung dengan SMKN 1 Banda Aceh
Pada tahun 2020-2021, Luthfi memutuskan untuk mengikuti tes CPNS dan berhasil lolos. Pertengahan tahun 2022, ia ditempatkan di SMKN 1 Banda Aceh sebagai pustakawan.
“Ketika pertama kali saya melihat kondisi perpustakaan, fasilitasnya sudah sangat mendukung. Gedung besar, smart TV, ruang pendingin, CCTV – semuanya lengkap. Namun, kegiatan perpustakaan masih sangat minim,” ungkap Luthfi.
Menghidupkan Perpustakaan
Luthfi segera berkomunikasi dengan pihak sekolah dan pustakawan lainnya untuk mencari cara menghidupkan perpustakaan. Salah satu inisiatif awalnya adalah mengadakan kegiatan resensi buku dan pojok literasi di setiap kelas. Siswa diminta untuk membuat pojok literasi di kelas mereka, yang kemudian dinilai oleh tim pustakawan dan guru.
“Saya ingin perpustakaan ini lebih dari sekadar tempat meminjam buku. Saya ingin menciptakan lingkungan yang mendorong budaya literasi,” jelas Luthfi.
Upayanya berlanjut dengan program pemilihan Duta Literasi pada tahun 2023, di mana setiap jurusan di sekolah mendelegasikan sepasang siswa untuk mengikuti lomba tersebut. Proses pemilihannya mencakup pembuatan CV, ujian tertulis, dan presentasi tentang promosi perpustakaan serta komitmen mereka sebagai duta literasi.
Tantangan dan Solusi
Tidak semua perjalanan Luthfi berjalan mulus. Dia juga dihadapkan pada tantangan dalam mengidentifikasi kegiatan yang sesuai untuk dilakukan di perpustakaan, yang cocok dengan audiens atau targetnya. Namun, dia tidak menyerah. Untuk mengatasi hal tersebut, dia pertama-tama meminta pendapat dari guru dan siswa untuk mengetahui kegiatan yang tepat. Setelah mendapat masukan tersebut, baru kemudian dia merancang proposal kegiatan.
Dukungan dari siswa juga sangat membantu. Sahabat Literasi, sebuah tim yang dibentuk dari peserta Duta Literasi, sangat aktif dalam membantu berbagai kegiatan perpustakaan.
“Mereka bahkan rela menyisihkan uang sendiri untuk mendukung kegiatan literasi. Ini sangat menginspirasi,” tambah Luthfi.
Aktivitas Sehari-hari
Sebagai pustakawan, tugas utama Luthfi tidak hanya mengelola koleksi buku, tetapi juga melayani kebutuhan informasi siswa. Ia dan timnya selalu siap membantu siswa mencari buku atau informasi yang mereka butuhkan.
“Kami berusaha menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan. Kami ingin siswa merasa seperti di rumah sendiri saat berada di perpustakaan,” ujarnya.
Selain itu, perpustakaan SMKN 1 Banda Aceh dilengkapi dengan akses internet, memungkinkan siswa untuk mengakses informasi digital. Luthfi juga menginisiasi pembuatan media sosial perpustakaan untuk mempromosikan kegiatan dan menarik minat siswa.
“Kami memposting setiap kegiatan perpustakaan di Instagram. Selain informasi seputar perpustakaan, kami juga membagikan konten mengenai ilmu pengetahuan, seperti cara belajar efektif, tips presentasi yang baik, cara mengatasi kecanduan handphone, dan topik lainnya,” kata Luthfi.
Masa Depan Perpustakaan
Keberhasilan Luthfi tidak hanya diukur dari jumlah buku yang dipinjam, tetapi juga dari meningkatnya partisipasi siswa dalam kegiatan literasi. Festival Literasi Sekolah, misalnya, adalah salah satu kegiatan yang hampir setiap tahun diselenggarakan oleh Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Setiap sekolah mengirimkan salah satu perwakilan siswa terbaik dalam literasi untuk mengikuti ajang perlombaan tersebut.
“Kami ingin perpustakaan ini menjadi pusat literasi, tempat di mana siswa bisa belajar dan berkreasi,” kata Luthfi dengan penuh semangat.
Selain itu, baru-baru ini SMK Negeri 1 Banda Aceh meraih Juara Harapan 1 dalam Lomba Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Terbaik tingkat Provinsi Aceh tahun 2024.
Harapan Luthfi untuk masa depan perpustakaan adalah terus meningkatkan promosi dan kerjasama dengan komunitas lokal.
“Kami ingin membuat lebih banyak kegiatan dan lomba yang melibatkan siswa dan masyarakat. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin hidup perpustakaan ini,” tambahnya.
Inspirasi dari Sosok Luthfi Arkan
Perjuangan dan dedikasi Luthfi Arkan dalam menghidupkan perpustakaan SMKN 1 Banda Aceh menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dengan semangat dan kreativitasnya, ia telah berhasil mengubah perpustakaan sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan bermanfaat bagi semua.
“Literasi adalah jendela dunia. Saya ingin membuka jendela itu untuk sebanyak mungkin orang,” tutup Luthfi dengan senyum.
Luthfi Arkan adalah contoh nyata bagaimana seorang pustakawan dapat membuat perbedaan besar dalam komunitasnya. Perpustakaan bukan lagi tempat yang sepi dan membosankan, tetapi menjadi pusat kegiatan yang penuh dengan energi dan kreativitas. Semoga langkah-langkah inspiratif Luthfi dapat menginspirasi lebih banyak pustakawan untuk menghidupkan perpustakaan di seluruh Indonesia. (XRQ)
Penulis: Akil Rahmatillah