NUKILAN.id | Banda Aceh — Sepanjang tahun ini, Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) telah melepasliarkan sekitar 1.000 tukik atau anak penyu ke laut di kawasan pantai Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya LEPA dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem laut di wilayah tersebut.
Sekretaris LEPA, Fauzi, mengatakan bahwa baru-baru ini mereka melepasliarkan 62 ekor tukik, menambah jumlah tukik yang dilepas sepanjang tahun menjadi sekitar 1.000 ekor. Pelepasan tukik ini didominasi oleh jenis tukik hijau (Chelonia mydas), tukik lekang (Lepidochelys olivacea), dan tukik belimbing (Dermochelys coriacea).
“Pelepasan ini adalah bagian dari program edukasi kami untuk masyarakat, agar lebih peduli terhadap pelestarian biota laut,” kata Fauzi di Aceh Besar, Senin.
Tukik-tukik tersebut merupakan hasil penangkaran yang dilakukan LEPA di kawasan pantai Gugob, Pulo Aceh. Setelah menetas, anak penyu ini langsung dilepas ke laut sebagai habitat alaminya. Telur-telur penyu yang ditetaskan LEPA diperoleh dari patroli anggota dan sumbangan warga Pulo Aceh, yang turut berkontribusi dalam menjaga ekosistem laut.
Fauzi menjelaskan bahwa kendati masih ada beberapa masyarakat yang berburu telur penyu untuk diperjualbelikan, namun kini jumlahnya semakin berkurang.
“Warga biasanya menyumbangkan telur-telur tersebut secara sukarela, misalnya dari 50 telur yang mereka temukan, 20-30 butir diserahkan kepada kami,” ujarnya.
LEPA telah aktif dalam konservasi penyu sejak 2015 dan terdaftar secara resmi di Kementerian Hukum dan HAM pada 2017. Selain kegiatan konservasi, LEPA juga bergerak di bidang ekowisata, salah satunya dengan menawarkan atraksi wisata pelepasan tukik. Menurut Fauzi, program pelepasan tukik di Pulo Aceh ini rutin diadakan setiap tahun dan dapat diikuti oleh wisatawan.
“Dengan kegiatan ini, kami juga ingin mengurangi praktik perburuan telur penyu. Jika satu telur dijual dengan harga Rp5.000, maka dengan mengadakan event wisata pelepasan tukik, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan lebih melalui ekowisata,” jelas Fauzi.
Selain menjadi atraksi menarik, paket ekowisata ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat lokal untuk terus melestarikan habitat penyu dan menekan konsumsi telur penyu.
Editor: Akil