NUKILAN.id | Banda Aceh – Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Aceh mendorong penguatan ketahanan pangan masyarakat melalui program kurban kemasan, khususnya untuk mendukung kebutuhan gizi dalam situasi darurat dan kemanusiaan.
Ketua Lazismu Aceh, Firdaus Nyak Idin, menyebutkan bahwa daging kurban yang biasanya dibagikan dalam bentuk segar kini diolah menjadi rendang kemasan siap konsumsi. Inovasi ini bertujuan agar kurban dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan siap didistribusikan kapan saja, terutama saat bencana terjadi.
Langkah ini, kata Firdaus, merujuk pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 37 Tahun 2019 yang membolehkan pengawetan dan pendistribusian daging kurban dalam bentuk olahan atau kemasan.
“Selain untuk dukungan pada bencana alam dan bencana sosial sebagaimana dimaksud, program ini juga dapat digunakan untuk penanganan bencana lain seperti stunting, gizi buruk, atau bencana kelaparan yang mungkin saja terjadi. Bahkan, juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung program peningkatan status dan kapasitas gizi bagi anak, remaja, ibu hamil, dan lansia yang membutuhkan, baik dalam situasi bencana, darurat, maupun dalam kondisi rentan lainnya,” ujar Firdaus di Banda Aceh, Senin (14/4/2025).
Ia menambahkan, program ini merupakan bagian dari peran dakwah Muhammadiyah dan kehadiran nyata organisasi dalam situasi darurat. Melalui pendekatan ini, Lazismu dapat hadir secara lebih efektif dan efisien membantu masyarakat terdampak.
Data kebencanaan menunjukkan bahwa Aceh termasuk wilayah dengan tingkat bencana yang tinggi. Sepanjang tahun 2024, tercatat 273 kejadian bencana dengan kerugian material mencapai Rp123 miliar. Bencana ini menyebabkan 12 orang meninggal dunia, serta berdampak langsung pada 159.141 jiwa atau sekitar 44.641 kepala keluarga. Tak kurang dari 4.144 orang harus mengungsi.
Adapun jenis bencana yang terjadi antara lain kebakaran permukiman (86 kali), banjir (68 kali), kebakaran hutan dan lahan (63 kali), angin puting beliung (34 kali), longsor (14 kali), dan banjir bandang (4 kali). Aceh juga mengalami kekeringan, dan sedikitnya 787 rumah mengalami kerusakan akibat kombinasi bencana yang terjadi.
“Bahkan tidak sedikit keluarga yang kehilangan mata pencaharian. Salah satu akibat langsung dari situasi bencana adalah terganggunya kondisi sosial dan kesehatan masyarakat, termasuk ketersediaan kebutuhan dasar seperti makanan,” tutup Firdaus.
Dengan program kurban kemasan ini, Lazismu berharap dapat terus memperkuat ketahanan pangan masyarakat, sekaligus menjawab tantangan penanganan gizi di tengah bencana secara cepat dan tepat sasaran.
Editor: AKil