NUKILAN.id | Jakarta – Nama Bobby Oenen mungkin belum banyak dikenal publik sepak bola Tanah Air. Namun, semangat dan cintanya terhadap negeri leluhur membuatnya patut masuk radar PSSI sebagai salah satu pemain keturunan yang menjanjikan.
Lahir di Breda, Belanda, pada 6 Februari 2001, Bobby tumbuh dalam sistem sepak bola Eropa. Kini ia memperkuat klub VV Baronie sebagai gelandang tengah dengan kemampuan membaca permainan yang mumpuni, akurasi umpan tajam, serta fisik kuat yang ditopang postur 1,85 meter.
Meski besar di luar negeri, darah Indonesia mengalir kental dalam dirinya. Ayahnya berasal dari Sidoarjo, sementara ibunya memiliki darah Aceh. Kedekatannya dengan cerita-cerita masa kecil tentang Indonesia membentuk ikatan emosional yang kuat, hingga kini memupuk keinginan untuk kembali ke negeri asal orang tuanya.
Dalam wawancara eksklusif bersama media Indonesia, Bobby menyampaikan hasratnya untuk mencicipi kompetisi Liga 1 Indonesia. Tak hanya ingin merumput di liga kasta tertinggi, ia juga menyebut dua klub legendaris sebagai destinasi impian.
“Saya ingin membela Persebaya Surabaya. Tapi kalau bisa memulai di Deltras FC, klub yang berasal dari kota leluhur saya di Sidoarjo, itu akan jadi awal yang sangat bermakna,” ujar Bobby.
Saat ini, kontraknya bersama VV Baronie telah diperpanjang hingga 30 Juni 2026. Namun, tekadnya untuk merasakan atmosfer sepak bola Indonesia tak luntur sedikit pun. Menariknya, Bobby tidak ingin langsung melompat ke klub besar. Ia memilih langkah yang lebih realistis dan penuh dedikasi.
“Saya tidak mau langsung ke klub besar. Saya ingin berproses dari bawah, beradaptasi, dan mengenal lebih dekat budaya sepak bola Indonesia. Deltras bisa jadi awal yang ideal,” katanya penuh keyakinan.
Langkah Bobby ini bisa menjadi sinyal positif bagi PSSI untuk terus membuka pintu bagi talenta diaspora yang ingin berkontribusi bagi sepak bola nasional. Dengan semangat, kualitas, dan koneksi emosional yang kuat terhadap Indonesia, bukan tidak mungkin Bobby akan menjadi salah satu andalan Garuda di masa mendatang.
Editor: Akil