NUKILAN.id | Singkil – Penemuan situs bersejarah yang mengungkap artefak-artefak dari Kerajaan Singkil di Kampung Ujung, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, menarik perhatian aktivis pariwisata Aceh, Tonicko Anggara. Sebagai Direktur Utama Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI) HmI Cabang Banda Aceh, Tonicko mengunjungi langsung lokasi penemuan tersebut untuk menyaksikan sendiri keberadaan artefak-artefak yang diyakini memiliki nilai sejarah tinggi.
Kunjungan ini dilaksanakan di rumah pribadi Bapak Admiller Oey, seorang kolektor artefak sejarah yang telah menyimpan lebih dari 2.500 buah artefak, termasuk hasil restorasi dan fragmen-fragmen yang mencapai lebih dari 3.000 potongan. Admiller Oey, yang kerap menerima kunjungan dari berbagai kalangan akademis, termasuk profesor sejarah dan arkeolog, mengungkapkan bahwa seluruh biaya pencarian, perawatan, hingga restorasi artefak tersebut dikeluarkan dari uang pribadinya. Meskipun begitu, ia merasa perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil terhadap temuan bersejarah ini masih sangat minim.
“Saya sering kedatangan banyak ahli, mulai dari profesor sejarah hingga arkeolog. Namun, saya sangat menyayangkan bahwa meskipun temuan ini sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata daerah, Pemkab Aceh Singkil belum memberikan perhatian yang seharusnya,” ujar Admiller Oey, yang dengan setia merawat dan menyimpan artefak-artefak tersebut di rumahnya.
Dalam kunjungan tersebut, Tonicko Anggara menyampaikan keprihatinannya terhadap kurangnya perhatian dari Pemkab Aceh Singkil. Menurutnya, penemuan situs bersejarah ini sangat berpotensi meningkatkan daya tarik wisatawan ke Kabupaten Aceh Singkil jika dikelola dengan serius dan diberi perhatian khusus oleh pemerintah daerah.
“Ini adalah potensi luar biasa untuk pariwisata Aceh Singkil. Apabila Pemkab Aceh Singkil memberikan perhatian lebih, penemuan artefak ini dapat menjadi daya tarik yang menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” ungkap Tonicko. “Selain itu, dengan serius membangun sektor pariwisata, Aceh Singkil bisa meraih manfaat positif, termasuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).”
Tonicko berharap agar Pemkab Aceh Singkil segera menindaklanjuti temuan situs bersejarah tersebut untuk melestarikan warisan budaya dan meningkatkan sektor pariwisata yang berpotensi menjadi salah satu unggulan daerah.
“Kami berharap Pemkab Aceh Singkil dapat segera memberikan perhatian yang pantas bagi situs bersejarah ini, agar Kabupaten Aceh Singkil bisa semakin maju dengan sektor pariwisata yang berkembang,” tutup Tonicko dengan penuh harapan.
Dengan perhatian yang tepat, penemuan artefak-artefak bersejarah ini bisa menjadi aset yang mendongkrak daya tarik pariwisata dan memperkenalkan Kabupaten Aceh Singkil ke dunia luar.
Editor: Akil Rahmatillah