Kunjungi Pasar Keberagaman, Illiza Puji Sikap Toleran Pedagang Non-Muslim Selama Ramadan

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, memberikan apresiasi atas sikap toleran para pedagang non-Muslim di Pasar Keberagaman Peunayong yang taat terhadap aturan jam operasional selama bulan suci Ramadan. Ketaatan ini disebut menjadi cerminan kuatnya nilai toleransi antarumat beragama di ibu kota provinsi Aceh tersebut.

Saat mengunjungi pasar pada Sabtu pagi (29/3/2025), Illiza menyampaikan rasa syukurnya atas kedisiplinan para pedagang, khususnya dari etnis Tionghoa yang beragama non-Muslim.

“Alhamdulillah, saya melihat bagaimana para pedagang dari etnis Tionghoa yang non-Muslim berjualan. Mereka sangat disiplin, tepat waktu menutup dagangan pukul 10.00 WIB, bahkan ada yang sudah tutup sebelum jam tersebut,” ujar Illiza.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Banda Aceh bersama unsur Forkopimda telah mengeluarkan seruan bersama pada 24 Februari 2025, yang mengatur tata laksana aktivitas selama Ramadan 1446 Hijriah. Dalam seruan itu, pedagang dilarang berjualan sejak waktu imsak hingga pukul 16.00 WIB. Namun, ada pengecualian bagi warga non-Muslim yang diperbolehkan berjualan hingga pukul 10.00 WIB.

Illiza menekankan bahwa kebijakan ini bukan bentuk diskriminasi, melainkan bagian dari upaya menjaga kekhusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa. Ia pun menegaskan bahwa Banda Aceh tetap menjunjung tinggi semangat kebersamaan lintas iman.

“Kalau ada yang bilang Banda Aceh intoleran, justru sebaliknya, kita sangat toleran sejak dulu. Non-Muslim diperbolehkan berjualan dan berbelanja, namun bagi Muslim sebaiknya tidak berjualan di siang hari. Yang menjadi persoalan adalah jika umat Muslim justru mengakses pasar-pasar terbuka seperti ini saat berpuasa, yang dapat mengganggu kekhusyukan,” jelasnya.

Wali kota perempuan pertama Banda Aceh ini juga mengapresiasi tindakan Satpol PP/WH Banda Aceh yang tetap humanis dalam menegakkan aturan. Menurutnya, meskipun ada sejumlah pedagang yang belum patuh, pendekatan yang digunakan tetap mengedepankan keadilan.

“Saya sangat mengapresiasi para pedagang yang mematuhi aturan selama ini. Walaupun ada yang belum mengikuti aturan dan terpaksa dirazia oleh Satpol PP, barang dagangan mereka tetap dikembalikan setelahnya,” ujar Illiza.

Ia menambahkan, penegakan aturan ini dilakukan bukan untuk mengekang aktivitas ekonomi warga, tetapi sebagai bentuk kepedulian agar suasana Ramadan di Banda Aceh tetap tertib dan penuh khidmat.

“Aturan ini dibuat demi kebersamaan kita. Mereka yang tidak patuh tentu harus ditindak, tetapi tindakan tersebut juga harus tetap adil dan tidak merugikan para pedagang,” pungkasnya.

Pasar Keberagaman Peunayong sendiri dikenal sebagai simbol toleransi di Banda Aceh, di mana pedagang lintas etnis dan agama beraktivitas secara berdampingan. Kunjungan Illiza ke pasar tersebut dinilai sebagai wujud nyata komitmen pemerintah kota dalam merawat kerukunan di tengah keberagaman.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News