Thursday, September 19, 2024
1

Krisis Kesehatan Anak: Menangkal Ancaman Diabetes dan Gagal Ginjal

NUKILAN.id | Opini – Indonesia tengah menghadapi krisis kesehatan yang mengkhawatirkan, yakni peningkatan tajam kasus diabetes dan gagal ginjal pada anak-anak. Dalam beberapa tahun terakhir, rumah sakit di seluruh negeri dipenuhi oleh pasien muda yang terancam oleh penyakit tidak menular ini. Jika tidak ditangani dengan serius, krisis ini bisa merenggut generasi mendatang dari peluang hidup sehat dan produktif.

Peningkatan jumlah kasus ini menandakan adanya masalah mendasar dalam sistem kesehatan dan pola makan masyarakat. Menurut data terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak meningkat sebesar 70 persen sejak 2010 hingga 2023. Lebih mengejutkan, survei IDAI menunjukkan bahwa satu dari lima anak usia 12-18 tahun menunjukkan gejala awal gagal ginjal seperti hematuria atau proteinuria. Angka-angka ini bukan hanya statistik; mereka adalah panggilan mendesak untuk bertindak.

Penyakit tidak menular seperti diabetes dan gagal ginjal pada anak bukanlah fenomena yang dapat dipandang sebelah mata. Kesehatan anak adalah tanggung jawab bersama yang harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah, industri, dan keluarga. Kita tidak bisa hanya fokus pada masalah stunting di balita tanpa memperhatikan ancaman kesehatan yang mengintai di usia yang lebih tua. Pemerintah memiliki kewajiban untuk mengembangkan kebijakan kesehatan yang komprehensif yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Salah satu langkah krusial adalah memperkuat edukasi mengenai bahaya makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih. Konsumsi GGL yang tinggi telah terbukti berkontribusi pada perkembangan diabetes dan gagal ginjal. Oleh karena itu, pencantuman informasi kadar gula dalam makanan dan minuman kemasan harus menjadi standar industri. Ini adalah tanggung jawab legislatif untuk menciptakan regulasi yang mengatur kandungan GGL dalam makanan, terutama yang ditujukan untuk anak-anak.

DPR dan pemerintah perlu bekerja sama untuk memastikan adanya regulasi yang ketat terkait label makanan, agar orang tua dapat membuat pilihan yang lebih sehat untuk anak-anak mereka. Kesehatan anak bukan hanya masalah individu, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif yang harus diatasi dengan kebijakan yang solid dan implementasi yang efektif.

Melindungi anak-anak dari dampak kesehatan yang merugikan adalah bagian dari investasi kita untuk masa depan. Jika kita gagal menghadapi tantangan ini, kita tidak hanya mengabaikan potensi masa depan generasi mendatang, tetapi juga membiarkan mereka terjerat dalam masalah kesehatan yang seharusnya bisa dihindari. Mari kita bersatu untuk mengatasi krisis kesehatan anak ini dengan tindakan nyata dan kebijakan yang mendalam. Ini adalah tugas kita bersama untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang dalam kondisi kesehatan yang optimal. (XRQ)

Penulis: Akil Rahmatillah (Alumni Ilmu Pemerintahan USK)

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img