Nukilan.id – Wakil Koordinator KontraS Aceh, Fuadi Mardhatillah, mengatakan semua persoalan kekerasan hari ini tidak bisa dilepaskan dari akar kekerasan masa lalu. Impunitas yang selama ini membuat pelaku belum mampu dijerat hukum atas tindakan kekerasannya membuat berbagai kasus kekerasan lainnya terus bermunculan.
“KontraS Aceh sangat concern dengan yang namanya impunitas. Ketika nggak ada akuntabilitas atas apa yang terjadi di masa lalu. Jika tidak ada pengungkapan kebenaran, maka kekerasan serupa terhadap masyarakat Kembali berulang,” ujar Fuadi dalam acara diskusi dan ngopi bersama di pelataran kantor DPRA, Kamis (15/8/2024). Pantauan Nukilan, puluhan massa tampak mengnadiri diskusi tersebut.
Fuadi menambahkan, terkait kasus kekerasan seksual yang tinggi di Aceh juga tak bisa dilepaskan dari faktor kekerasan masa lalu di daerah-daerah yang dulunya masuk kategori merah sewaktu konflik bersenjata. Tanpa adanya pengungkapan kebenaran dan pemulihan bagi korban, maka mereka akan menjadi pelaku-pelaku kekerasan seksual yang baru.
“Dari 10.000 data korban konflik yang kita tahu, hanya 235 orang saja yang mendapatkan pemulihan dari rekomendasi KKR Aceh. Bayangin, ini sudah 2024,” kata Fuadi.
Keprihatinan terhadap kasus kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi hari ini, kata Fuadi, masih sama dengan apa yang diprihatinkan semasa awal perdamaian Aceh dulu.
“Jadi apa yang mau diharapkan dari daerah yang baru pulih dari konflik, kecuali kita bisa mengawal proses transisi keadilan, tapi kenyataannya kan nggak. Jadi kita masih berjuang bersama-sama,” demikian disampaikan Fuadi. []
Reporter: Sammy