Konflik Berkepanjangan di Timur Tengah: Warisan Kolonialisme dan Perang Dingin

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Selama ribuan tahun, peperangan seakan tidak pernah meninggalkan tanah Timur Tengah. Namun, apa yang sebenarnya menjadi penyebab konflik berkepanjangan di kawasan ini?

Dari berbagai informasi yang dihimpun oleh Nukilan.id, salah satu faktor utama adalah peninggalan kolonialisme Eropa di masa lampau. Pada abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, banyak wilayah di Timur Tengah berada di bawah kekuasaan kolonialisme seperti Inggris dan Prancis.

Ketika mereka meninggalkan wilayah tersebut, batas-batas negara baru ditetapkan secara sewenang-wenang tanpa memperhatikan perbedaan etnis, suku, dan agama yang ada. Hal ini memaksa kelompok-kelompok yang sering kali saling bermusuhan untuk hidup berdampingan.

Contoh nyata dari dampak kolonialisme ini adalah Perjanjian Balfour pada tahun 1917. Perjanjian ini menjadi benih awal perselisihan antara Israel dan Palestina yang hingga kini belum menemukan solusi damai.

Tidak hanya itu, perselisihan di Timur Tengah semakin diperparah pada era Perang Dingin. Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadikan wilayah ini sebagai teater pertempuran mereka, memperburuk ketegangan yang sudah ada. Kedua kekuatan besar ini mendukung kelompok-kelompok yang berseberangan, memperpanjang konflik dan mempersulit upaya perdamaian.

Kolonialisme Eropa dan rivalitas Perang Dingin meninggalkan warisan konflik yang kompleks di Timur Tengah. Hingga kini, upaya untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan ini terus menghadapi tantangan besar akibat warisan masa lalu tersebut.(XRQ)

Reporter: Akil Rahmatillah

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News