NUKILAN.id | BANDA ACEH – Musik jazz menggema dari Ballroom Hotel Hermes Palace, Rabu malam (30/4/2025), saat ratusan penonton larut dalam kemeriahan Khanduri Jazz 2025. Lebih dari sekadar konser musik, perhelatan ini menjadi simbol perayaan International Jazz Day dan refleksi dua dekade perdamaian di Bumi Serambi Mekkah.
Digagas oleh Radio Antero 102 FM bersama Aceh Jazz Community, Khanduri Jazz menghadirkan jajaran musisi papan atas tanah air. Penampilan kolaboratif Budhy Haryono (drum), Agam Hamzah (gitar), dan Adi Darmawan (bass), disusul aksi memukau dari Moritza Thaher and Friends, berhasil menyihir lebih dari 300 penonton selama dua setengah jam pertunjukan.
Di awal acara, kejutan hadir dalam bentuk video eksklusif dari maestro jazz tanah air, Dwiki Dharmawan, yang turut menyemarakkan suasana meski secara virtual.
Uzair, Direktur Radio Antero 102 FM sekaligus penggagas Khanduri Jazz, mengungkapkan rasa haru dan bangganya atas sambutan hangat dari para pengunjung.
“Respons penonton luar biasa. Mereka terlihat surprise, senang, dan bangga. Ini yang membuat semangat kami tak pernah surut,” ucapnya.
Energi positif yang terpancar dari panggung juga dirasakan langsung oleh para musisi. Gitaris kenamaan Agam Hamzah bahkan mengaku mengalami pengalaman emosional saat tampil.
“Luar biasa! Saya merasakan kontak langsung dengan penonton, panggung terasa hidup dan penuh getaran positif,” ujar Agam.
Antusiasme tak hanya datang dari atas panggung. Para penonton yang hadir pun menyampaikan kepuasan mereka, termasuk Fadli, warga asal Langsa yang datang jauh-jauh demi menyaksikan pertunjukan ini.
“Surprise banget. Ini event luar biasa. Harapannya bisa rutin digelar tiap tahun,” kata Fadli.
Sementara Nuari, penikmat jazz lainnya, berharap ajang serupa bisa lebih sering digelar di Aceh.
“Jarang ada event jazz di sini. Saya berharap ini bisa jadi agenda tahunan,” ujarnya.
Menariknya, Khanduri Jazz 2025 juga berhasil menjangkau kalangan muda. Hanna, pengunjung yang baru pertama kali menonton konser jazz, mengaku langsung terpikat.
“Atmosfernya keren banget. Ini pengalaman pertama saya nonton jazz, dan langsung suka!” katanya sambil tersenyum.
Sejak dicanangkan oleh UNESCO pada 2011, International Jazz Day dirayakan setiap 30 April di berbagai kota di dunia. Tahun ini, Abu Dhabi didaulat sebagai tuan rumah utama, sementara Banda Aceh resmi menjadi salah satu kota penyelenggara, memperkuat posisinya dalam peta pergerakan musik global dan promosi perdamaian melalui budaya.
Uzair menegaskan bahwa jazz lebih dari sekadar musik, tetapi juga alat untuk menyuarakan kebebasan dan persatuan.
“Jazz adalah simbol kebebasan, ekspresi, dan pertukaran budaya. Tahun ini, kami dedikasikan Khanduri Jazz sebagai bagian dari peringatan 20 tahun damai di Aceh, dengan harapan semangat damai ini menyebar lebih luas,” tambahnya.
Penutupan acara disampaikan oleh Moritza Thaher, Co-Founder Khanduri Jazz sekaligus pemilik Sekolah Musik Moritza, yang mengapresiasi semua pihak yang berkontribusi.
“Terima kasih untuk penonton, musisi, penyanyi, dan semua tim yang terlibat. Sampai jumpa di Khanduri Jazz 2026,” ujar Moritza dengan penuh semangat.
Dengan iringan alunan jazz dan semangat perdamaian, Khanduri Jazz 2025 bukan hanya memukau, tapi juga membekas di hati banyak orang—sebuah momentum yang patut dikenang dan dirayakan setiap tahunnya.