Ketua IPI Aceh Sebut Personal Branding Penting di Era Disrupsi

Share

Nukilan.id – Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Aceh, Nazaruddin Musa, M.LIS menjadi salah satu narasumber pada Webinar Branding Pustakawan di Era Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Kamis (15/7/2021) secara virtual melalui platform zoom meeting.

Selain Nazaruddin, turut diundang Sekretaris FPPMA yang juga sebagai Pustakawan Berprestasi Nasional tahun 2019, Arda Putri Winata, MA yang dipandu oleh Nurul Rahmi, S.IP., MA Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Dalam kesempatan tersebut, Nazaruddin Musa dalam materinya tentang Branding Pustakawan: Urgensi dan Strategi menjelaskan bahwa, merujuk pada Kapferer (2012) branding atau merek bukan sekedar lambang, slogan maupun pernyataan misi. Tetapi branding adalah janji sebuah perusahaan atau seseorang kepada pelanggannya yang terjelma dalam setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

“Personal branding sangat penting di era disrupsi. Jika pustakawan tidak memiliki branding seperti penjelasan yang dikemukan oleh Kapferer maka peran pustakawan akan terdisrupsi dan diambil alih oleh teknologi,” kata Nazaruddin mengawali materinya.

Namun, kata Nazar yang merupakan Pustakawan Berprestasi Nasional tahun 2012 menyebutkan bahwa, potensi manusia sangat besar dalam melayani manusia, karena manusia punya hati dan perasaan beda dengan teknologi.

Oleh sebab itu, Ia mengajak para pustakawan untuk memulai membranding diri dengan strategi STAR (Situation, Target, Action dan Result).

“Mulai dengan menganalisis situasi keadaan dan kemampuan masing-masing, lalu berdasarkan situasi yang ada lanjutkan dengan menyusun target capaian dan lakukan aksi untuk mencapai target yang direncanakan dengan serius sehingga mewujudkan hasil yang memuaskan,”kata Nazar.

Selain itu, Nazar juga mengajak para pustakawan agar lebih percaya diri dan proaktif untuk meningkatkan kompetensi, koordinasi dan partisipasi dalam setiap kegiatan kepustakawan serta berperan aktif dalam organisasi profesi karena itu semua adalah modal untuk personal branding seorang pustakawan.

“Branding bukanlah selfi-selfi tapi komitmen seorang pustakawan untuk melayani dengan sepenuh hati,” tutup Nazar diakhir pemaparan.

Sementara itu, Arda Putri Winata, MA, Pustakawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang juga sebagai Sekretaris FPPMA dan Pustakawan Berprestasi Nasional tahun 2019 yang tampil pada sesi yang berbeda memberi materi tentang Personal Branding pustakawan Saat Pandemi,Perlukah?. []

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News