NUKILAN.id | Paris — Laga perempatfinal Olimpiade Paris 2024 antara Prancis dan Argentina berakhir dengan ketegangan yang tak terduga. Prancis yang meraih kemenangan tipis 1-0 lewat gol tunggal Jean-Philippe Mateta, dikejutkan oleh keributan usai pertandingan.
Bentrok antar pemain terjadi setelah peluit panjang berbunyi, diduga sebagai dampak dari chant rasis yang dilontarkan Argentina pada perayaan juara Copa America 2024. Keributan tersebut dipicu oleh Enzo Millot, gelandang Prancis yang melakukan provokasi terhadap skuad Argentina di bench, yang berujung pada amukan Albiceleste.
Wasit mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan kartu merah untuk Millot, yang menyebabkan Prancis harus bermain tanpa gelandang berusia 22 tahun itu di semifinal melawan Mesir. Keputusan tersebut mendapat sorotan tajam dari pelatih Les Bleus, Thierry Henry.
Henry menunjukkan kekecewaannya atas tindakan Millot yang dinilai merugikan tim. “Ada emosi dalam pertandingan ini tetapi yang terjadi di akhir membuat saya kesal. Wasit memberitahu saya bahwa Enzo telah menerima kartu merah dan dia pasti telah melakukan sesuatu,” ungkap Henry dalam wawancara dengan L’Equipe.
Pelatih asal Prancis ini menambahkan, “Anda tidak bisa menempatkan tim Anda dalam posisi sulit seperti itu. Menerima kartu merah dalam permainan bisa diterima, tetapi tidak dengan cara seperti ini. Ini bukan sepakbola. Dan dengan kartu merah tersebut, Anda mencegah pemain cadangan untuk tampil di semifinal.”
Henry juga mengkritik keras perilaku timnya dan menekankan bahwa adegan-adegan seperti itu adalah hal yang tidak diinginkan dalam dunia sepakbola. “Saya tidak suka apa yang terjadi di pihak kami, di pihak lain, saya tidak tahu. Saya tidak dapat mentoleransinya, itu benar-benar membuat saya marah,” tegasnya.
Sementara itu, Prancis harus segera fokus pada persiapan mereka untuk menghadapi Mesir di semifinal, dengan harapan untuk melupakan keributan dan kembali fokus pada target meraih medali emas.
Editor: Akil