NUKILAN.id | Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BLU Bakti Komdigi) terus mempercepat pembangunan dan penyediaan akses internet bagi pesantren dan madrasah di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh.
Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, BLU Bakti Komdigi telah memasang akses internet di 27.727 lokasi layanan publik, termasuk lembaga pendidikan, fasilitas kesehatan, kantor desa, pos keamanan, dan pusat layanan publik lainnya.
Dari jumlah tersebut, 20.000 titik akses diselesaikan pada masa Kabinet Merah Putih, sementara 3.600 titik lainnya dipasang di lembaga pendidikan, tempat ibadah, dan organisasi kemasyarakatan Islam. Percepatan ini dimungkinkan berkat beroperasinya Satelit Republik Indonesia (SATRIA 1) yang cakupan jaringannya mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Bertempat di YLPI Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Aceh Besar, pada Sabtu (21/3/2025), Kementerian Komdigi menggelar program Komdigi Menjangkau Aceh secara hybrid. Acara ini dihadiri oleh guru dan santri dari Pesantren Ar-Rabwah, Dayah Bidayatul Auladi, dan Dayah Tarbiyatul Ula Punie.
Pimpinan YLPI, Abu H. Faizal M. Ali, mengapresiasi langkah Kemkomdigi dalam memfasilitasi akses internet di pesantren yang dipimpinnya. Ketua MUI Aceh ini menekankan bahwa internet menjadi sarana penting dalam proses belajar mengajar guna mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya penggunaan internet untuk pendidikan, seraya memastikan bahwa lembaganya menerapkan pembatasan akses internet di luar jam belajar bagi lebih dari 800 santrinya. Tim instruktur BLU Bakti Komdigi juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan pelatihan pembuatan website dan jaringan komputer kepada para santri.
Sementara itu, Staf Khusus Menkomdigi, Aida Rezalina, menegaskan bahwa akses internet dapat membuka peluang lebih luas bagi santri untuk memperoleh ilmu dan kesempatan, termasuk beasiswa. Ia juga mengingatkan agar penggunaan internet diarahkan ke hal-hal positif dan menjauhi aktivitas seperti judi online dan pornografi.
Aida juga mengajak para santri dan guru untuk menjadi bagian dari talenta digital nasional dengan mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan Kemkomdigi bersama berbagai perusahaan IT nasional dan internasional. Tawaran tersebut mendapat respons positif dari peserta yang hadir.
Direktur Utama BLU Bakti Komdigi, Fadhilah Mathar, menyoroti peran internet dalam meningkatkan keimanan. Ia memberikan contoh bagaimana teknologi digital mempermudah aktivitas ibadah, termasuk pembayaran zakat dan sedekah melalui platform daring yang transparan dan mudah diakses kapan saja.
“Dari sekian banyak manfaat internet, saya ingin menitipkan kepada para guru dan santri pondok pesantren agar memaksimalkan pemanfaatan internet untuk ibadah dan edukasi,” kata Fadhilah. Ia berharap keberadaan internet di pesantren dapat membantu mencetak generasi insan kamil yang berkontribusi bagi bangsa.
Di kesempatan terpisah, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Pemerintah Aceh, Marwan Nusuf, mengungkapkan bahwa masih terdapat 149 desa di Aceh yang belum mendapatkan akses internet (blank spot). Ia meminta perhatian dari Kemkomdigi untuk memperluas cakupan sinyal di daerah tersebut serta meningkatkan kapasitas internet di wilayah Aceh.
Menanggapi hal ini, Fadhilah menyatakan bahwa perlu dilakukan analisis lebih lanjut guna menentukan titik blank spot secara akurat. Kemkomdigi berencana berkoordinasi dengan operator swasta guna menyediakan konektivitas digital di wilayah tersebut. Saat ini, kementerian sedang menyusun blueprint penyediaan konektivitas nasional dengan berbagai skema pembiayaan dan teknologi, khususnya untuk daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan.
Editor: Akil