Tuesday, July 2, 2024

Kementerian Koperasi dan UKM Berikan Rp15 Miliar untuk Tingkatkan Produksi Nilam Aceh

NUKILAN.id | Banda Aceh – Atsiri Research Center-Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengumumkan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM telah mengalokasikan dana sebesar Rp15 miliar untuk mendukung peningkatan produksi nilam di Aceh.

Menurut Kepala ARC USK Banda Aceh, Syaifullah Muhammad, dana tersebut akan disalurkan kepada lima kabupaten di Aceh, yaitu Aceh Besar, Nagan Raya, Aceh Selatan, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang. Bantuan ini direncanakan untuk membangun rumah produksi serta fasilitas penyulingan nilam, yang dijadwalkan dimulai pada bulan Juli dan Agustus tahun ini.

“Saat ini, industri nilam Aceh mengalami perkembangan signifikan dengan peningkatan jumlah kabupaten yang menanam nilam dari sebelumnya empat kabupaten menjadi 17 kabupaten,” ungkap Syaifullah dalam keterangan resminya.

Peningkatan ini didorong oleh membaiknya harga minyak nilam, yang saat ini mencapai antara Rp1,2 juta hingga Rp1,3 juta per kilogram untuk petani. Hal ini juga sejalan dengan permintaan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya.

Ekspor minyak nilam Indonesia pada tahun 2023 mencapai lebih dari 1.900 ton, meningkat dari 1.400 ton pada tahun sebelumnya. Permintaan dari luar negeri, seperti dari Prancis kepada PT U Green Aromatics International, juga mengalami peningkatan signifikan dari 15 ton menjadi 30 ton per tahun.

Untuk mendukung peningkatan produksi dan kualitas nilam Aceh, ARC USK secara aktif memberikan dukungan kepada petani dan pengusaha penyulingan nilam melalui pembibitan, budi daya, serta pengembangan pasar. Mereka juga terlibat dalam inisiasi teknologi purifikasi minyak nilam menggunakan teknologi molecular distillation dan fractionation untuk menghasilkan produk bergrade tinggi.

Selain itu, ARC USK juga intensif dalam transfer teknologi dan pengembangan komunitas kepada masyarakat dan UMKM, guna mendukung pengembangan usaha dari hulu sampai hilir.

Pengembangan industri nilam Aceh tidak hanya melibatkan kerjasama dengan pemerintah dan BUMN, tetapi juga dengan organisasi internasional seperti International Labour Organization (ILO).

“Kami juga telah menjalin berbagai inisiasi kerja sama dengan Kementerian Koperasi, Kemendikbud Ristek, BRIN, Kemendag, dan BIN untuk mengembangkan ekosistem industri nilam Aceh yang inklusif,” tutur Syaifullah.

Dengan langkah-langkah ini, ARC USK berharap dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui industri nilam yang berkelanjutan dan berkualitas.

Editor: Akil Rahmatillah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img