Nukilan.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI lakukan Pertemuan Nasional Kewaspadaan Ancaman Flu Burung H5N1 Clade Baru di Indonesia melalui aplikasi zoom meeting pada Minggu (3/3/2023).
Pertemuan ini membahas perihal surat edaran dari World Health Organization (WHO) tentang potensi penularan virus H5N1 clade 2.3.4.4b ke manusia. Kemudian, peningkatan kewaspaan ancaman Flu Buruung H5N1 Clade Baru di Indonesia.
Sebelumnya, Flu Burung pernah dilaporkan terjadi di Indonesia selama periode tahun 2005-2017 sebanyak 200 kasus konfirmasi dengan 168 kematian (CFR 84%). Kemudian, sejak memasuki akhir tahun 2022 kembali ditemukan jenis virus yang sama tetapi dengan clade baru 2.3.4.4b dibeberapa negara didunia.
Mengenai hal ini, Direktur Jenderal Pencegahandan Pengendalian Penyakit Menullar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan berdasarkan hasil Risk Assessment Virus Influenza A (H5N1) clade 2.3.4.4b, sampai saat ini risiko penularan bagi manusia masih rendah dan tidak ada laporan penularan dari manusia ke manusia secara berkelanjutan.
Namun demikian terdapat peningkatan spill over dari burung liar ke beberapa spesies mamalia di berbagai negara di Eropa dan Amerika Utara karena prevalensi virus yang tinggi pada populasi unggas di wilayah tersebut.
Selain itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) memperingatkan bahwa akuisisi mutasi yang cepat dan konsisten pada mamalia dapat menjadi petunjuk bahwa virus ini memiliki kecenderungan untuk menjadi infeksi zoonosis, yang berarti berpotensi menyebar ke manusia.
Baca Juga: Kadisnak Aceh Lakukan Pencegahan Terhadap Penyakit Flu Burung
“Di Kamboja sudah ada penularan ke sesama manusia yang berakibat pada kematian dan ini punya potensi besar penularan virus bersumber dari burung liar ke beberapa hewan mamalia dan unggas,” ucapnya.
Dijelaskan Maxi, sejak ada temuan virus H5N1 clade 2.3.4.4b baru, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengeluarkan Surat Edaran tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) subtipe H5N1 pada 16 Januari 2023 yang berfokus pada kewaspadaan dan peningkatan pencegahan virus.
“Kewaspadaan ini harus ditingkatkan ditambah lagi sudah ada surat edaran dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait temuan virus clade baru ini,” ungkapnya.
Selanjutnya, Maxi mengajak seluruh kalangan terkait agar memperkuat koordinasi pencegahan terkait temuan virus H5N1 clade baru ini dari tingkat Nasional hingga Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
“Koordinasi penanganan harus lebih kuat dari teman-teman Puskesmas, Dinas Kesehatan dan juga KKP di level Kabupaten hingga pusat, terkait teknis lapangan kita sudah keluarkan surat edaran beberapa waktu lalu sehingga dapat digunakan sebagai pedoman,” Pungkasnya.
Reporter: Azril