Kekhawatiran Mualem soal Warga Terisolir yang Terancam Kelaparan

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, menyampaikan keprihatinannya atas bencana alam yang melanda Aceh beberapa waktu terakhir. Ia mengkhawatirkan kondisi warga yang terdampak, khususnya mereka yang berada di daerah terisolir dan sulit dijangkau bantuan.

“Kondisi pengungsi sangat membimbangkan (mengkhawatirkan), mereka mati bukan karena banjir, tapi mati karena kelaparan, itu saja,” ujar Mualem kepada wartawan, Sabtu (6/12).

Menurutnya, wilayah Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen menjadi kawasan yang paling parah diterjang banjir. Di titik-titik tersebut, warga sangat membutuhkan pasokan bahan kebutuhan pokok dan air bersih.

“Masyarakat sangat membutuhkan sembako terutama di pedalaman belum terjamah,” tambahnya.

Ketua Umum Partai Aceh itu menjelaskan, penyaluran logistik ke wilayah pedalaman terkendala akses darat yang terputus. Bantuan untuk pengungsi terpaksa dikirim menggunakan perahu karet.

Ia juga meminta para pihak, termasuk kepala desa, untuk lebih proaktif dalam memastikan bantuan tersalurkan dengan baik. Di sisi lain, banyak fasilitas umum yang ikut rusak akibat bencana.

Mualem telah meninjau sejumlah titik terdampak di wilayah timur dan tengah Aceh. Ia menggambarkan kondisi tersebut mirip bencana besar yang terjadi dua dekade lalu.

“Saya pribadi melihat banjir dan longsor ini adalah tsunami kedua,” katanya.

Selain soal kelaparan, Mualem turut mengungkapkan keresahan atas banyaknya desa yang hilang akibat banjir parah pekan lalu. Kerusakan tersebar di beberapa kabupaten.

“Banyak kampung dan kecamatan yang tinggal nama sekarang. Jadi mereka sudah banyak korban,” kata Mualem seperti dikutip dari detikSumut.

Ia mengungkapkan kesedihan yang mendalam melihat kondisi empat daerah terparah tersebut.

“Weuh hate (sedih sekali) dan juga dengan rasa waswas kalau kita lihat beberapa kabupaten urgen sekali, parah sekali, lebih banyak korban jiwa,” ujarnya.

Mualem menyebut Aceh Tamiang sebagai wilayah yang mengalami dampak terburuk.

“Aceh Tamiang hancur habis, atas sampai bawah sampai jalan sampai ke laut habis semuanya. Yang paling terpuruk adalah Aceh Tamiang,” katanya.

Menurutnya, di sejumlah daerah, rumah warga tidak hanya rusak, tetapi juga hilang disapu air. Meski demikian, ia menyampaikan bahwa setiap bencana membawa pelajaran berharga bagi semua pihak.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News