NUKILAN.id | Banda Aceh – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif IndigoSpace Aceh Telkom Indonesia dalam menyelenggarakan Workshop Guru Madrasah bertajuk “Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) pada Pembelajaran dan Pendidikan Khusus Guru”.
Kegiatan yang digelar di Co-Learning Space Gedung B Dinas Pendidikan Aceh pada Senin (24/2/2025) ini menggandeng Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan diikuti oleh 57 guru madrasah dari jenjang MI, MTs, dan MA se-Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Azhari berharap kegiatan ini menjadi awal terbentuknya komunitas guru penggiat AI di Aceh, yang nantinya dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi tersebut.
“AI tidak mampu menggantikan posisi guru dalam pembelajaran jika guru mampu adaptif dengan perkembangan AI. Peran guru saat ini sangat strategis dalam penguatan kompetensi sosial, spiritual, dan emosional siswa di era perkembangan AI yang sangat pesat,” ujar Muhammad Putra Aprullah, salah satu pemateri dalam workshop ini.
Workshop ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu Muhammad Putra Aprullah, penerima penghargaan Inspirational Educator of the Year World School Summit 2025, Jurnalis JH dari IndigoSpace Aceh Telkom Indonesia, serta Rafi Ikhwan dari Telkom Indonesia.
Dalam sesi pembuka, Muhammad Putra Aprullah memaparkan materi bertajuk Paradigma Pembelajaran Berbasis AI, yang menyoroti tantangan pendidikan abad ke-21 di tengah dinamika kehidupan yang semakin kompleks. Ia menekankan pentingnya adaptasi guru dalam menghadapi permasalahan multidimensi yang dialami peserta didik, serta bagaimana AI dapat menjadi alat bantu dalam pembelajaran.
Sementara itu, Jurnalis JH mengajak para peserta untuk mencoba berbagai tool AI yang relevan bagi dunia pendidikan, seperti ChatGPT, Gemini, ZeroGPT, dan Questionwell AI. Sesi ini berlangsung interaktif dengan banyak diskusi antara peserta dan pemateri, terutama mengenai etika penggunaan AI oleh siswa, hak cipta, serta kekhawatiran bahwa AI dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Rafi Ikhwan dalam pemaparannya menyoroti bagaimana Generasi Z memandang AI sebagai solusi dalam memecahkan berbagai masalah. Ia menekankan pentingnya peran guru dalam merancang pembelajaran berbasis AI yang mampu menghubungkan interaksi siswa dengan guru, serta sesama siswa.
Sepanjang kegiatan, para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam memahami dan mempraktikkan pemanfaatan AI di dunia pendidikan. Sebagai penutup, pemateri dan peserta bersepakat untuk membangun komitmen dalam mendorong pemanfaatan AI secara bijaksana. Mereka juga berharap pemerintah segera mengeluarkan regulasi yang mengatur kode etik penggunaan AI dalam pendidikan.
Workshop ini menjadi langkah awal bagi para pendidik di Aceh untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan mengoptimalkan AI dalam proses belajar-mengajar.
Editor: Akil