NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Dengan langkah tenang dan senyum hangat, Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir—akrab disapa Kak Na—menyusuri pedalaman Aceh Utara, tepatnya di kawasan wisata Pante Bahagia, Gampong Pante Bahagia, Kecamatan Paya Bakong, Selasa (14/10/2025).
Kehadirannya di lokasi tersebut membawa suasana haru sekaligus bahagia. Puluhan anak yatim yang telah menanti tampak gembira saat Kak Na datang menghampiri. Ia menyapa satu per satu, mengusap bahu mereka, dan memberikan “salam tempel” dengan penuh kasih.
Momen keakraban itu berlanjut hingga ke meja makan. Kak Na mengajak para anak yatim duduk semeja, menikmati santap siang bersama. Dalam suasana sederhana, tawa kecil dan percakapan ringan mengalir di antara mereka.
“Selalu hormat dan sayangi ibu kalian, belajar yang rajin dan jangan pernah tinggalkan Shalat. Usaha-usaha kita akan sia-sia tanpa restu orangtua, tanpa untaian do’a yang kita panjatkan pada Allah,” pesan Kak Na lembut kepada para anak yatim.
Usai bercengkerama dengan anak-anak, perhatian Kak Na beralih kepada kaum ibu yang sedari tadi menunggu. Mereka menyambutnya dengan antusias, sebagian bahkan menyampaikan langsung harapan agar kaum perempuan di kampung mereka mendapat kesempatan untuk diberdayakan.
“Kamoe peurle ciet diberdayakan bu, Ngat jeut membantu perekonomian keluarga. Jadi, neupeuget pelatihan keu kamoe, peu peuget kue atawa kerajinan laen,” ujar salah seorang ibu yang dengan tulus menyampaikan aspirasinya.
Menanggapi hal itu, Kak Na berjanji akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan berkoordinasi bersama dinas terkait.
“Nanti akan kita lihat lagi program-program di TP PKK, di Dekranasda untuk bisa mengakomodir keinginan kaum ibu di Gampong ini dan di seluruh Aceh tentunya,” ujar Kak Na.
Ia menambahkan, program-program PKK selama ini memang bersinggungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat, terutama perempuan.
“Nanti saya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melihat apa saja program yang bisa disinergikan dengan PKK yang tentu saja bersinggungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat,” sambungnya.
Kunjungan Kak Na ke pedalaman Aceh Utara itu bukan sekadar seremonial, melainkan wujud nyata kepedulian dan upaya mendengar langsung suara masyarakat, dari anak yatim hingga kaum ibu, agar pembangunan dan pemberdayaan di Aceh benar-benar menyentuh akar rumput.