KADIN Aceh Desak Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras dan Jaga Kelangsungan Usaha Kecil

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh menyampaikan keprihatinan atas kelangkaan beras yang melanda berbagai wilayah di provinsi tersebut dalam dua pekan terakhir. Situasi ini turut memicu lonjakan harga yang berdampak luas, terutama bagi masyarakat kecil dan pelaku usaha mikro.

Berdasarkan pantauan di lapangan, harga beras premium di sejumlah wilayah seperti Barat Selatan Aceh, Banda Aceh, Lhokseumawe, wilayah timur, hingga kawasan tengah dan tenggara Aceh sudah menembus angka di atas Rp 15.000 per kilogram.

Kelangkaan ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti belum tibanya musim panen serta meningkatnya harga gabah di tingkat petani yang kini mencapai Rp 8.000 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan Rp 9.000 per kilogram untuk Gabah Kering Simpan (GKS).

Menyikapi kondisi tersebut, KADIN Aceh mendorong pemerintah untuk mengambil langkah strategis guna menstabilkan pasokan dan harga beras. Pemerintah diminta mengoptimalkan peran sebagai pemilik instrumen cadangan pangan nasional.

“Operasi pasar memang telah dilakukan, namun belum cukup menjawab kebutuhan masyarakat luas. Banyak pedagang kecil, warung nasi, dan usaha kuliner yang kini kesulitan mempertahankan usahanya karena harga bahan pokok yang terus melambung,” ujar Teuku Jailani, Direktur Eksekutif KADIN Aceh.

KADIN Aceh menekankan pentingnya optimalisasi mekanisme Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui koordinasi Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog. Distribusi beras intervensi juga dinilai perlu dilakukan secara cepat, merata, dan menjangkau wilayah-wilayah rawan.

Selain itu, KADIN juga mengusulkan pemerintah memperkuat sinergi dengan pelaku usaha lokal dalam penyaluran stok beras cadangan, mempercepat program pompanisasi, serta mendorong reformasi sistem pangan dari hulu ke hilir.

“Logistik distribusi beras di Aceh masih menghadapi banyak tantangan, terutama ke daerah-daerah terpencil. Pemerintah perlu melibatkan lebih banyak koperasi dan pelaku UMKM lokal agar sistem pangan kita menjadi lebih tahan terhadap gejolak seperti sekarang,” tutur dr Darmawan, Wakil Ketua Asosiasi Perpadi Aceh yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Aceh.

Di sisi lain, KADIN turut menekankan pentingnya kebijakan jangka panjang, seperti diversifikasi pangan lokal, perlindungan terhadap petani, peningkatan produktivitas, serta edukasi kepada masyarakat agar tidak bergantung pada beras sebagai satu-satunya sumber pangan.

“Kami sangat prihatin dengan lonjakan harga beras yang terus membebani, terutama kami kalangan pelaku UMKM dan pedagang kecil”, kata Cut Fitri Marfiza, Ketua Komite UMKM KADIN Aceh yang sehari-hari menjalankan usaha kecil bersama komunitasnya di Banda Aceh.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News