Nukilan.id – Ikatan Pemuda Pelajar Aceh Timur (IPPAT) Banda Aceh, meminta PT Medco E&P Malaka mengutamakan keselamatan umum serta lingkungan dalam ekploitasi Migas di Blok A Aceh Timur.
Kegiatan flaring PT. Medco E&P Malaka mengakibatkan setidaknya 36 warga harus dilarikan ke rumah sakit dan Sebanyak 259 jiwa dari 155 Kepala Keluarga di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kecamatan Aceh Timur mengungsi akibat dampak asap gas beracun dari sumur Aleu Siwah-11 (Sumur AS-11) milik perusahaan tersebut.
Ketua umum IPPAT, Suryadi, S. PD mengatakan PT Medco E&P Malaka tentu bukan perusahaan Migas kecil maka sudah seharusnya menerapkan standar kesalamatan kelas dunia atau _word class safety_ untuk menjamin keselamatan umum dan keselamatan lingkungan.
“Aspek keselamatan umum atau publik wajib di implementasikan dalam proses ekploitasi migas di Aceh Timur guna memberikan perlindungan dan rasa aman kepada masyarakat di wilayah produksi,” tambahnya
Suryadi juga menjelaskan bahwa, selain keselamatan umum Medco juga harus mengutamakan keselamatan lingkungan agar meminimalisir kerusakan lingkungan akibat limbah produksi industri tersebut serta tidak mengabaikan hak-hak masyarakat disekitar.
Selain itu, IPPAT mengapresiasi atas pernyataan dari Medco untuk bertanggung jawab dalam memberikan pendampingan atas warga yang terdampak Kejadian ini.
Namun tidak hanya itu, IPPAT mendesak agar MEDCO tidak hanya memberikan pendampingan kepada warga yang terdampak tetapi juga memberikan kompensasi atas kerugian inmatril yang dirasakan oleh masyarakat.
“Kita menuntut Medco ini memiliki SOP atau manajemen mitigasi bencana _class world_ serta mengindahkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan dan strategi pemba-ngunan yang berkelanjutan agar tidak merugikan masyarakat sekitar,” tutupnya.[]