NUKILAN.ID | Banda Aceh – Realisasi investasi di Aceh hingga Triwulan II tahun 2025 tercatat mencapai Rp 3,58 triliun, dengan rincian Rp 1,49 triliun pada Triwulan I dan Rp 2,09 triliun pada Triwulan II. Capaian tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 40,5 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Secara nasional, nilai investasi Aceh hingga Triwulan II 2025 menempatkan provinsi ini pada peringkat ke-28 dari 38 provinsi di Indonesia.
Dari sisi sumber investasi, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan nilai Rp 2,025 triliun atau 96,77 persen dari total investasi. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp 67,559 miliar atau 3,23 persen.
Adapun lima sektor terbesar penyumbang realisasi investasi pada Triwulan II 2025 adalah:
-
Listrik, Gas, dan Air sebesar Rp 391,55 miliar (18,7%)
-
Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan sebesar Rp 367,41 miliar (17,6%)
-
Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi sebesar Rp 356,94 miliar (17,1%)
-
Industri Makanan sebesar Rp 326,59 miliar (15,6%)
-
Perdagangan dan Reparasi sebesar Rp 203,31 miliar (9,7%)
Berdasarkan wilayah, lima kabupaten/kota dengan realisasi investasi terbesar adalah:
-
Aceh Besar Rp 376,72 miliar (18,0%)
-
Aceh Singkil Rp 288,11 miliar (13,8%)
-
Aceh Tamiang Rp 264,78 miliar (12,7%)
-
Aceh Tengah Rp 185,15 miliar (8,8%)
-
Aceh Barat Rp 177,38 miliar (8,5%)
Dari sisi asal negara, investasi asing terbesar berasal dari:
-
Seychelles Rp 30,65 miliar (45,4%)
-
Singapura Rp 15,37 miliar (22,7%)
-
Republik Rakyat Tiongkok Rp 12,58 miliar (18,6%)
-
Malaysia Rp 5,09 miliar (7,5%)
-
Inggris Rp 1,24 miliar (1,8%)
Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang terserap selama Triwulan II 2025 mencapai 2.503 orang, terdiri atas 49 tenaga kerja Indonesia pada sektor PMA, 2.454 tenaga kerja Indonesia pada PMDN, dan tidak ada tenaga kerja asing.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi investasi pada Triwulan II 2025 mengalami penurunan. Pada Triwulan II 2024, nilai investasi mencapai Rp 2,41 triliun, sementara tahun ini sebesar Rp 2,09 triliun — atau turun sekitar Rp 314 miliar (13,05 persen).