Nukilan.id – Laporan mengejutkan tentang inti bumi (core) membuat heboh. Bagaimana tidak, ilmuwan telah menemukan bahwa inti bumi tumbuh miring, di bawah Indonesia, tepatnya Laut Banda.
Ini terjadi akibat inti bumi di Indonesia kehilangan panas lebih cepat dari pada yang berada di wilayah lain, yakni Brasil. Akibatnya pendinginan terjadi lebih cepat akibat kristalisasi besi penyusun inti, sebagaimana dilaporkan The Independent dikutip Jumat (18/6/2021).
Hal ini diutarakan seismolog di University of California di Berkeley ketika para ilmuwan mempelajari gelombang seismik, yakni getaran bawah tanah yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang itu, melewati inti besi padat dari planet ini.
Perlu diketahui, inti bumi berada sekitar 3.000 kilometer di bawah permukaan bumi. Bagian ini berbentuk seperti bola dan mengandung besi dan nikel.
Di atas inti bumi ada mantle, yang terdiri dari mantel dalam (300-2.890 km di bawah permukaan bumi) dan mantel luar (10-300 km di bawah permukaan bumi). Sementara lapisan paling luar adalah kerak bumi.
Yang mengejutkan lagi, hal ini ternyata sudah terjadi sejak 500 tahun lalu. Tapi belum diketahui mengapa proses pendinginan terjadi dengan cepat di RI.
“Satu-satunya cara kami dapat jelaskan adalah sisi satunya tumbuh lebih cepat disbanding yang lain,” kata penulis utama studi Daniel Frost, seismolog di University of California, Berkeley.
Penemuan bahwa inti bumi di Indonesia kehilangan panas lebih cepat ini membawa ilmuwan pada suatu kesimpulan baru. Soal mengapa kristalisasi besi lebih condong di barat (Laut Banda) disbanding Timur (Brasil).
Peneliti menyebut ada pertumbuhan asimetris, 60% lebih tinggi ke sisi barat. Namun diyakini peneliti, pertumbuhan asimetris ini bukan berarti akan ada catat atau resiko lain yang membuatnya tidak seimbang.
Meski begitu, Frost mengatakan ada misteri lainnya yang masih harus dipecahkan. “Pertanyaannya adalah, apakah ini mengubah kekuatan medan magnet?” ujarnya.
Medan magnet bumi adalah medan geomagnetic yang menjangkau dari bagian dalam bumi hingga ke batas di mana medan magnet bertemu radiasi matahari. Secara sederhana medan magnet bumi memantulkan sebagian besar angina matahari, yaitu arus partikel bermuatan dari matahari yang mampu mengionisasi (mengurai) di lapisan atmosfer bumi.
Kompas yang digunakan manusia bergantung pada medan magnet bumi. Hewan juga memanfaatkan medan magnet bumi untuk bermigrasi.
Frost mengatakan pihaknya akan segera melakukan penelitian kembali membahas hal ini. Frost mengatakan bahwa dia telah mulai mengerjakan penelitian baru dengan tim geomagnetis untuk menyelidiki beberapa kemungkinan dari misteri pertumbuhan miring inti.[cnbcindonesia]