Inovasi Nilam ARC USK Dinilai Layak Jadi Model Hilirisasi Nasional

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Inovasi hilirisasi nilam yang dikembangkan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh dinilai mampu menjadi model nasional. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Prof Ahmad Erani Yustika, dalam Seminar dan Lokakarya Hilirisasi Komoditas Nasional Indonesia di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Rabu (7/5/2025).

Dalam kesempatan itu, Prof Erani memuji ARC USK sebagai contoh keberhasilan institusi pendidikan yang tak hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga mengalirkannya ke masyarakat demi menciptakan nilai tambah ekonomi.

“Hilirisasi nilam berbasis rakyat yang dilakukan ARC USK dapat menjadi salah satu model pengembangan komoditas, khususnya pertanian dan perkebunan, serta bisa dicontoh berbagai pihak,” katanya.

Pemerintah Siap Dukung Pengembangan

Lebih lanjut, Prof Erani menyampaikan kekagumannya atas proses panjang yang ditempuh ARC USK dalam mengembangkan inovasi dan hilirisasi nilam. Ia menegaskan bahwa pemerintah siap melakukan ekspansi terhadap inisiatif yang telah berjalan tersebut.

“Perjuangan panjang ARC USK dalam inovasi dan hilirisasi nilam membuat saya tersentuh. Tentu pemerintah akan mendukung upaya ini dengan melakukan scaling up dari proses hilirisasi nilam yang sudah ada saat ini,” ujarnya.

Saat ini, Satgas Hilirisasi telah mengidentifikasi 28 komoditas strategis yang menjadi fokus pengembangan nasional. Namun demikian, Presiden RI memberikan ruang untuk menambah daftar tersebut jika terdapat komoditas lain yang memiliki potensi besar secara ekonomi.

“Amanat Presiden, jika ada komoditas lain yang memiliki potensi besar untuk ekonomi nasional, sangat terbuka untuk ditambahkan komoditas unggulan lainnya,” ujar Prof Erani.

Komitmen USK Dorong Transformasi Ekonomi Masyarakat

Rektor USK, Prof Marwan, juga menegaskan bahwa kampus harus mampu menjadi pusat solusi bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan paradigma baru yang digagas Kementerian Pendidikan Tinggi, yakni perguruan tinggi berdampak.

“Kampus harus fokus pada outcome dan impact melalui riset dan inovasi yang mampu menjawab persoalan nyata dalam kehidupan masyarakat dan bangsa,” jelasnya.

Menurutnya, hilirisasi nilam bukan sekadar proyek penelitian. Lebih dari itu, ini adalah peluang strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi berbasis komoditas pertanian.

Dalam konteks Aceh, USK telah menjalankan riset komoditas nilam selama lebih dari satu dekade. Proses ini juga diiringi dengan pendampingan kepada masyarakat melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Maka dari itu, kita memiliki harapan besar agar inovasi nilam ini bisa masuk atau menjadi prioritas dalam hilirisasi nasional,” tegas Prof Marwan.

ARC USK Ciptakan 30 Produk Turunan

Kepala ARC USK, Syaifullah Muhammad, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah menghasilkan sekitar 30 produk turunan dari tanaman nilam. Produk-produk ini tidak hanya berhasil masuk ke pasar, tetapi juga mencatatkan berbagai penghargaan nasional dan internasional.

Selain itu, ARC juga memaparkan hasil riset dan pengembangan teknologi yang mendukung rantai pasok dan rantai nilai industri nilam.

“Tanpa komitmen, kita tidak akan pernah memulai, dan tanpa konsistensi kita tidak akan pernah menyelesaikan,” pungkas Syaifullah, doktor lulusan Curtin University of Technology, Australia.

Dengan pencapaian tersebut, ARC USK terus berkomitmen menjadi pelopor dalam pengembangan industri nilam berbasis masyarakat—sebuah pendekatan yang kini dinilai relevan sebagai model hilirisasi nasional.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News