Inflasi Banda Aceh Capai 1,97 Persen, Harga Makanan dan Perawatan Pribadi Jadi Pemicu Utama

Share

Nukilan | Banda Aceh – Kota Banda Aceh mencatat inflasi tahunan (year-on-year) sebesar 1,97 persen pada Juli 2025, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh. Inflasi ini ditopang oleh kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran utama, terutama makanan, minuman, dan tembakau serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Dikutip Nukilan dari laporan terbaru BPS Banda Aceh, Indeks Harga Konsumen (IHK) Banda Aceh per Juli 2025 tercatat sebesar 108,86, naik dari 106,76 pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara bulanan (month-to-month), inflasi mencapai 0,42 persen, sementara secara tahunan hingga Juli 2025 (year-to-date), tercatat sebesar 2,30 persen.

“Kelompok pengeluaran yang paling mendorong laju inflasi tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 5,36 persen dan andil inflasi sebesar 1,56 persen,” tulis laporan tersebut, dikutip Nukilan, Rabu (13/8/2025).

Komoditas penyumbang inflasi utama di kelompok ini meliputi ikan tongkol, beras, tomat, ikan dencis, dan sigaret kretek mesin (SKM). Ikan tongkol sendiri menyumbang 0,27 persen dari inflasi tahunan.

Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi tahunan paling tinggi, yakni mencapai 12,98 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,79 persen. Komoditas yang paling mendorong kenaikan harga di kelompok ini adalah emas perhiasan, yang menyumbang inflasi sebesar 0,70 persen.

Di sisi lain, terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi sebesar 3,67 persen, memberikan andil deflasi sebesar -0,71 persen. Penurunan tarif air minum PAM menjadi penyumbang deflasi terbesar di kelompok ini, dengan andil -0,76 persen.

Kelompok pendidikan juga mencatat deflasi sebesar 1,47 persen, terutama karena turunnya biaya sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama. Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta perlengkapan rumah tangga masing-masing mengalami deflasi 0,93 persen dan 0,61 persen.

Jika dibandingkan dengan beberapa kota lain di Aceh, Banda Aceh mencatat inflasi yang relatif lebih rendah. Sebagai perbandingan, Meulaboh mencatat inflasi tahunan tertinggi di Provinsi Aceh pada Juli 2025 sebesar 3,82 persen, hampir dua kali lipat dari inflasi di Banda Aceh.

BPS juga mencatat bahwa beberapa komoditas yang sempat menyumbang inflasi bulan lalu seperti beras, bawang merah, dan telur ayam ras masih memberi tekanan pada Juli ini, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Di sisi lain, penurunan harga pada komoditas seperti cabai merah, tomat, dan beberapa jenis ikan ikut menahan laju inflasi bulanan.

Dengan kondisi tersebut, BPS menilai inflasi di Banda Aceh masih dalam batas aman dan terkendali, meskipun tetap diperlukan perhatian terhadap komoditas pangan dan jasa yang memiliki fluktuasi tinggi, terutama menjelang akhir tahun. []

Reporter: Sammy

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News