NUKILAN.id | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) di Provinsi Aceh mencapai 2,17 persen pada Desember 2024. Komoditas emas perhiasan menjadi penyumbang dominan inflasi tersebut.
Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution mengungkapkan bahwa inflasi Aceh pada Desember 2024 lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,57 persen. Meski begitu, inflasi ini masih berada dalam kisaran target 1,5 hingga 3,5 persen.
“Namun, inflasi ini masih dalam kendali range yakni 1,5 sampai 3,5 persen,” ujar Riswan di Banda Aceh, Kamis (2/1/2025).
BPS memantau inflasi di lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Aceh, yaitu Banda Aceh, Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Barat, Aceh Tamiang, dan Aceh Tengah. Dari 11 kelompok pengeluaran yang dipantau, sembilan kelompok mengalami inflasi, sedangkan dua lainnya mencatat deflasi.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi terbesar dengan andil 1,14 persen. Di sisi lain, kelompok transportasi memberikan kontribusi deflasi terbesar sebesar 0,11 persen.
“Artinya, kinerja transportasi cukup baik pada Desember 2024, meski pengendalian selama setahun terakhir tetap menjadi tantangan untuk tahun 2025,” jelasnya.
Penyumbang Inflasi dan Deflasi Utama
Lima komoditas penyumbang inflasi terbesar di Aceh pada 2024 adalah emas perhiasan (0,34 persen), tarif air minum (0,32 persen), sigaret kretek mesin (0,31 persen), minyak goreng (0,26 persen), dan daging ayam ras (0,12 persen).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi terbesar adalah cabai merah (0,36 persen), bensin (0,13 persen), cabai rawit (0,06 persen), ikan tongkol (0,05 persen), dan kangkung (0,05 persen).
“Andil deflasi ini menarik, karena menunjukkan kemampuan kita dalam menekan harga komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, ikan tongkol, dan kangkung,” tambah Riswan.
Inflasi Bulanan di Aceh
Secara bulanan (month-to-month/mtm), Aceh mencatat inflasi sebesar 0,57 persen pada Desember 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 0,44 persen.
Komoditas penyumbang inflasi bulanan di Aceh meliputi telur ayam ras (0,10 persen), ikan bandeng (0,05 persen), ikan tongkol (0,04 persen), beras (0,04 persen), dan ikan kembung (0,04 persen).
Riswan mencatat bahwa seluruh daerah IHK di Aceh mengalami inflasi pada Desember 2024. Inflasi bulanan tertinggi tercatat di Lhokseumawe sebesar 0,97 persen, sedangkan terendah di Banda Aceh dengan 0,25 persen. Inflasi tahunan tertinggi terjadi di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, sebesar 3,29 persen, sementara terendah di Aceh Tamiang sebesar 1,63 persen.
“Inflasi Meulaboh sudah mendekati batas atas target inflasi sebesar 3,5 persen, namun masih dalam kategori terkendali,” tuturnya.
Pengendalian Inflasi di Aceh Membaik
Riswan menilai pengendalian inflasi di Aceh menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, inflasi Aceh mencapai 5,89 persen, sementara pada 2023 turun drastis menjadi 1,53 persen.
“Jika dilihat dari data, pengendalian inflasi di Aceh sudah cukup terkendali. Ini menjadi dasar optimisme untuk menjaga stabilitas harga di tahun 2025,” pungkasnya.
Editor: Akil