Nukilan.id – Presiden Joko Widodo tampak geram dengan ulah para pengusaha minyak kelapa sawit. Mereka lebih mengutamakan ekspor produk ke luar negeri lantaran harganya yang tinggi.
Dia mengaku kecewa lantaran di negeri sumber produksi kelapa sawit justru rakyatnya kesulitan mendapatkan minyak goreng.
“Sebagai negara produsen sawit di dunia, ironis kita melihat masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng,” ungkap Jokowi dalam video keterangan resminya, Jakarta Rabu (27/4).
Selama 4 bulan terakhir dia mengaku telah mengikuti perkembangan dari minyak sawit. Minyak goreng sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dan menjadi prioritas yang paling tinggi.
“Saya sebagai Presiden tak mungkin membiarkan itu terjadi. Sudah 4 bulan kelangkaan terjadi dan pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan tapi belum efektif,” ungkapnya.
Berbagai kebijakan telah dikeluarkan pemerintah. Namun nampaknya para pengusaha kurang kooperatif merespon kebijakan tersebut.
“Bagi pemerintah, kebutuhan pokok masyarakat yang utama, prioritas yang paling tinggi dalam pertimbangan untuk setiap pengambilan keputusan,” kata dia.
Hingga akhirnya pemerintah memutuskan melarang ekspor CPO dan minyak goreng keluar negeri sampai kebutuhan domestik kembali terpenuhi.
Untuk itu dia meminta pengertian para pengusaha kelapa sawit untuk mengambil keputusan dengan kesadaran mencukupi lebih dulu kebutuhan dalam negeri.
“Saya minta pelaku usaha minyak sawit ini melihat masalah dengan baik dan jernih,” kata dia. [Liputan6]