NUKILAN.id | Jakarta – Indonesia berhasil mempertahankan posisinya sebagai negara layak tujuan investasi menurut lembaga pemeringkat internasional Moody’s. Dalam pernyataan terbarunya, Moody’s menegaskan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil.
Melalui laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa, kepastian ini mencerminkan keyakinan Moody’s terhadap ketahanan ekonomi Indonesia yang tetap kokoh di tengah berbagai tantangan global, seperti ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik.
Berdasarkan penelusuran oleh Tim Nukilan.id, Moody’s dalam laporannya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil di level sekitar 5,0% pada 2024-2025, melampaui pertumbuhan rata-rata negara lain dengan peringkat serupa. Hal ini disokong oleh berbagai reformasi struktural yang ditempuh Pemerintah, terutama dalam meningkatkan iklim investasi untuk mendorong aliran modal asing dan menciptakan lapangan kerja.
Moody’s juga memandang positif daya tahan sektor eksternal Indonesia, tercermin dari surplus neraca perdagangan yang terus meningkat. Implementasi kebijakan hilirisasi diharapkan dapat mengurangi sensitivitas terhadap fluktuasi harga komoditas.
Keputusan positif Moody’s ini sejalan dengan penilaian lembaga pemeringkat lainnya seperti Fitch dan JCR, yang juga mempertahankan peringkat kredit Indonesia dengan outlook stabil. Hal ini menegaskan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah dinilai baik, didukung oleh inflasi yang terkendali dan rasio utang yang terkelola dengan baik.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga kepercayaan investor dengan memastikan kelangsungan program kebijakan yang telah dijalankan, terutama dalam konteks pergantian kepemimpinan pasca Pemilu 2024.
Dalam upaya meningkatkan daya saing dan ketahanan ekonomi, beberapa kebijakan prioritas akan terus didorong, termasuk revitalisasi mesin ekonomi konvensional melalui program kartu prakerja dan pelatihan vokasi, pembangunan infrastruktur, kerja sama internasional, serta penguatan sektor digital dan energi berkelanjutan.
Reporter: Akil Rahmatillah